Balitbanghub Gandeng Universitas Negeri, Upayakan Pemulihan Bisnis Angkutan Perkeretaapian
Adanya pengendalian aktivitas masyarakat saat Covid-19 berdampak signifikan terhadap kelangsungan bisnis angkutan jalan dan perkeretaapian
Penulis: Hari Darmawan
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian, Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) menyebutkan, dampak Covid-19 sangat berdampak pada transportasi perkeretaapian.
Kepala Balitbanghub Umiyatun Hayati Triastuti mengatakan, dengan adanya pengendalian aktivitas masyarakat saat Covid-19 berdampak signifikan terhadap kelangsungan bisnis angkutan jalan dan perkeretaapian.
"Maka dari itu diperlukan strategi pemulihan bisnis angkutan jalan dan perkeretaapian, dengan paradigma humanitarian transport," ucap Hayati dalam webinar Strategi Pemulihan Bisnis Angkutan Jalan dan Perkeretaapian, Senin (21/9/2020).
Paradigma tersebut menurut Hayati, tentunya agar transportasi jalan dan kereta api tetap berlangsung dengan baik di tengah Covid-19.
Baca: Taj Mahal Kembali Dibuka Di Tengah Masih Tingginya Kasus Covid-19 di India
Ia juga menambahkan, upaya pemulihan dilakukan dengan strategi yang dirumuskan atas kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Hayati juga mengungkapkan, kebijakan pengendalian sosial karena Covid-19 juga telah berdampak pada turunnya volume penumpang angkutan perkeretaapian sebesar 68 persen.
"Oleh karena itu diperlukan berbagai masukan terkait strategi pemulihan bisnis di sektor transportasi angkutan jalan dan perkeretaapian ini," ucap Hayati.
Merespon permasalahan terkait, lanjut Hayati, Balitbanghub melalui Pusat Penelitian transportasi jalan dan perkeretaapian melakukan penelitian terkait rumusan upaya pengendalian dampak pandemi di sektor transportasi jalan dan Perkeretaapian.
Menurut Hayati, berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Perhubungan jumlah bus dan jumlah penumpang pada angkutan jalan mengalami penurunan.
Hal yang sama juga terjadi pada angkutan kereta api yang jumlah perjalanannya menurun karena imbas adanya pembatasan karena adanya Covid-19 pada bulan Maret-April," ujar Hayati.