BPTJ Siapkan Fasilitas Bagasi untuk Penumpang Bus JR Connection yang Bawa Sepeda Lipat
BPTJ tengah menyiapkan fasilitas bagasi gratis untuk pengguna Jabodetabek Residence Connexion ( JR Connexion ) yang membawa sepeda lipat.
Penulis: Hari Darmawan
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana Pramesti menyatakan, pandemi Covid-19 dapat menjadi pendorong perubahan budaya masyarakat dalam menggunakan transportasi publik.
Polana menyebutkan, situasi perubahan tersebut terjadi karena adanya partisipasi semua pihak dan karena kesadaran masyarakat dalam melaksanakan protol kesehatan.
Dia mencontohkan, masyarakat kini jadi banyak menggunakan sepeda untuk bepergian.
"Kondisi pandemi saat ini memberikan peluang untuk mendorong jalan kaki, dan bersepeda untuk jarak yang terjangkau dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan," kata Polana, Rabu (30/9/2020).
Untuk pengguna sepeda, BPTJ tengah menyiapkan fasilitas bagasi gratis untuk pengguna Jabodetabek Residence Connexion ( JR Connexion ) yang membawa sepeda lipat.
Baca: Gowes Jadi Tren, Ini Lima Sepeda Lipat yang Cocok Untuk Kaum Milenial
"Pengguna bus yang tinggal di kawasan Jabodetabek dapat membawa sepeda untuk digunakan pada tahapan first mile dan last mile setelah menggunakan angkutan umum massal," ujar Polana.
"Pemerintah berterima kasih atas partisipasi dan kesadaran yang semakin meningkat, di kalangan pengguna transportasi publik," kata dia.
Baca: Cegah Covid-19 di Transportasi Umum, Kemenhub Luncurkan E-Ticketing dan Aplikasi Lacak Trans
Ia juga menilai, kerja keras yang dilakukan oleh pemerintah dalam menyusun regulasi dan menerapkan protokol kesehatan di sektor transportasi bersama operator dan stakeholder membuahkan hasil.
"Kami juga akan terus mendorong implementasi kebijakan transportasi ramah lingkungan dengan mendorong peningkatan penggunaan Non Motorized Transportation (NMT).
NMR menurut Polana, sebenarnya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari urban transport hanya saja di Indonesia khususnya di Jabodetabek belum terlalu memasyarakat.