Ada Pandemi, Pasar Rakyat Didorong Gunakan Teknologi Digital
Ekonom senior Indef Dr. Aviliani S.E mengatakan, pandemi mempercepat transformasi di seluruh bidang, termasuk di pasar.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah mendorong berkembangnya empat mega shift dalam perilaku konsumen, yaitu munculnya solidaritas sosial, digitalisasi (go virtual), kecenderungan bekerja dari rumah dan masyarakat yang akan fokus untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
Perubahan perilaku konsumen yang bekerja dari rumah dan berkembangnya sistem digital itu nantinya akan memunculkan sistem perekonomian baru, yaitu low touch economy yakni interaksi langsung/kontak fisik akan berkurang.
Dengan demikian akan timbul kebiasaan baru, yaitu cashless society yang ditandai berkurangnya penggunaan uang tunai dalam bertransaksi dan pelaku usaha harus siap dengan keadaan ini karena semua bisnis harus menuju kearah digital, baik pelaku pasar rakyat, perbankan maupun bisnis lain.
Ekonom senior Indef Dr. Aviliani S.E mengatakan, pandemi mempercepat transformasi di seluruh bidang, termasuk di pasar.
"Pasar akan mengalami distorsi yang besar, kebiasaan digitalisasi tidak akan berubah setelah pandemi berlalu. Hal ini dikarenakan masyarakat lebih cerdas, mendahulukan keamanan dan kenyamanan," kata Aviliani saat webinar yang diadakan Gerakan Pakai Masker (GPM) bertemakan “Digitalisasi Pasar Rakyat di Masa Pandemi Covid-19” belum lama ini.
Baca: Pemerintah Percepat Transformasi Digital, Desa Kini Punya Website
Selain Aviliani, webinar ini menghadirkan Ketua Umum Asparindo Y Joko Setiyanto, Direktur Hubungan Kelembagaan PT Bank Negara Indonesia, Sis Apik, Human Capital & Marketing Director Adira Finance Swandajani Gunadi, Ketua Umum Perbarindo Joko Suyanto dan Ketua Umum GPM, Sigit Pramono.
Baca: Kemendag Bantu 200 Pasar Rakyat agar Tetap Dapat Berjualan Selama Pandemi
Dikatakannya, keberadaan pasar tetap ada, kegiatan transaksi dilaksanakan secara digital dan pasar itu sendiri diarahkan untuk tujuan wisata.
"Karenanya pasar harus berbenah menjadi tempat yang aman dan nyaman. Ini salah satu upaya agar pelaku pasar seperti kuli panggul tidak kehilangan pekerjaan,” ungkap Avi.
Ketua Umum Asparindo Y. Joko Setiyanto memaparkan jauh sebelum adanya pandemi ini, Asparindo sudah mencanangkan digitalisasi pasar rakyat melalui kongres yang dibuka langsung oleh Presiden RI Joko Widodo tersebut dilaksanakan pada 12 Desember 2018.
"Saat itu para pelaku pasar telah menyadari pentingnya proses digitalisasi untuk kegiatan di pasar dan saat ini merupakan keharusan melaksanakannya," kata Joko.
Salah satu buktinya, kata dia telah disiapkan satu platform digital untuk pasar yang dikenal dengan Pazza.
Ketua Umum Perbarindo Joko Suyanto mengatakan, sejalan dengan GPM, dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19 Perbarindo berperan aktif dalam pencegahan dan pengendalian.
Caranya dengan terus berkoordinasi menerapkan protokol kesehatan, membagikan masker dan hand sanitizer serta berbagi pada masyarakat terdampak.
Perbarindo mengoptimalkan pertemuan virtual dengan nasabah untuk menggunakan layanan digital dalam upaya menghindari kontak langsung.
Direktur Hubungan Kelembagaan PT Bank Negara Indonesia, Sis Apik menyebutkan bahwa tahap awal yang harus disiapkan adalah sistem pembayarannya.
Saat ini beberapa pasar telah menggunakan sistem pembayaran secara elektronik, yaitu menggunakan layanan fintech dan kartu elektronik. BNI merupakan salah satu pelopor penyedia kartu elektronik Tapcash.
“Setelah sistem pembayarannya siap, pelaku pasar harus membangun digital ekosistem, seperti yang sekarang ini sudah ada aplikasinya seperti sayurbox. Kedepan, semua pelaku pasar harus dibangun kearah itu. Selain mengurangi sentuhan fisik dan jaga jarak, menggunakan aplikasi ini lebih aman dan efisien, lebih mudah dikontrol serta meminimalkan tindakan kriminal,” ujar Apik.
Sejak 2015, Adira Finance sudah berkecimpung dengan lingkungan pasar. Hal ini terkait dengan visi Adira Finance yaitu Ciptakan Nilai Bersama (creating share value) untuk meningkatkan kesejahteraan.
“Covid-19 menyebabkan bisnis anjlok lebih 40%. Untuk itu Adira Finance membantu pelaku pasar supaya bangkit. Saat ini ada 30 pasar binaan melalui Festival Pasar Rakyat Adira dan juga dikembangkannya bisnis portofolio KEDAI UKM yang menjadi representative Adira,” kata Human Capital & Marketing Director Adira Finance Swandajani Gunadi.
Ketua Umum Gerakan Pakai Masker (GPM), Sigit Pramono mengatakan, pasar menjadi salah satu sasaran dalam edukasi dan sosialisasi Penggunaan Masker.
"Selain itu, GPM juga menaruh perhatian pada keberlangsungan perkembangan pasar tradisional di era pandemi terkait dengan program digitalisasi," katanya.
Selain menyelenggarakan webinar, GPM berinisiatif fokus pada kegiatan kemanusiaan untuk melaksanakan edukasi maupun sosialisasi gerakan tertib memakai masker kepada masyarakat.
"Dengan disiplin menggunakan masker, masyarakat dapat menekan angka penyebaran penularan virus hingga 75%. Jika langkah itu diikuti dengan disiplin menjaga jarak dan rajin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, maka penyebaran penularan dapat ditekan hingga 90 persen," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.