Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Strategi Memperkuat Industri Baja Nasional dalam Percepatan Pengembangan Infrastruktur

pemerintah terus berupaya membenahi dan memperkuat industri baja nasional dengan mewujudkan negara mandiri dari impor baja.

Editor: Sanusi
zoom-in Strategi Memperkuat Industri Baja Nasional dalam Percepatan Pengembangan Infrastruktur
kontan
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seiring dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur, pemerintah terus berupaya membenahi dan memperkuat industri baja nasional dengan mewujudkan negara mandiri dari impor baja.

Namun yang saat ini tengah dialami hampir seluruh Negara di dunia adalah minimnya permintaan akan produk baja karena dampak pandemi Covid-19.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier mengatakan di era Covid-19 semua Negara berupaya mencari cara agar permintaan di industry baja meningkat.

Baca: Legislator Gerindra Setuju Kemenperin Rumuskan SNI Masker Kain, Tapi Ini Syaratnya

“Di Amerika, ada upaya dari industri bajanya menyurati parlemen untuk mengeluarkan semacam infrastruktur bill yang tujuannya untuk mendorong industri baja agar bergerak. Karena pada saat Covid-19 hampir seluruh industri baja ini mengalami slow down dan kemudian banyak dijumpai tenaga kerja yang mungkin dijaga, agar tidak di PHK. Ini satu upaya yang besar, jadi distruption dari supply chain secara global,” terangnya dalam dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/10).

Baca: Kemenperin Siapkan Rumusan SNI Masker Kain, Legislator PPP : Jangan Rumit dan Ribet

Taufiek menjelaskan negara-negara yang berkonsentrasi di industri baja, menggunakan skema stimulus untuk membangkitkan industri baja nasionalnya. Dengan skema stimulus ini, diharapkan permintaan baja tumbuh sehingga semua ekosistem yang ada di industri baja ini juga ikut bergerak.

“Pemerintah China juga sama, mengeluarkan bounce sampai sekitar US$ 326 miliar. Jadi pemerintah pusat dan derah, untuk proyek pembangunan hampir 13 airport, 9 railway, semua ditujukan untuk membangkitkan permintaan baja. Dan estimasi dari proyek yang seperti itu, 21 juta ton dapat terserap di proyek-proyek tersebut,” urainya.

Ia menambahkan, jika diliat dari peta dunia sebanyak 52% pengguna baja itu di sektor konstruksi dan bangunan. Kemudian, 16% equipment/machining, 12% di sector otomotif, 10% di house hold, dan 3% di sektor lainnya seperti alat elektronik. Karenanya, infrastruktur menjadi penting untuk di dorong oleh dana pemerintah.

Berita Rekomendasi

Selain itu, instrument lain dalam memperkuat industri baja nasional adalah SNI produk baja dan peningkatan TKDN. Ia menilai, secara teknik, SNI merupakan instrument yang cukup bagus untuk membendung, impor-impor produk yang dihilir.

“Kalau bahan baku saya kira itu kan hanya di pabrik. Kalau konsepnya SNI itu kan beredar di pasar. Itulah yang menjadi fokus. Industri yang paling hilir yang menjadi perhatian kami harus SNI. Untuk TKDN juga sudah kami upayakan sehingga produksi itu punya TKDN di atas 40% otomatis pemerintah BUMN daerah itu harus membeli produk-produk yang dihasilkan dari dalam negeri. Itu yang menjadi konsentrasi kami,” paparnya.

Namun, ia juga menegaskan pentingnya industri baja melakukan inovasi. Hal itu agar industri baja nasional tetap berkelanjutan. Menurutnya, persepsi konsumen untuk membeli sebuah produk harus dibangun agar industri ini tetap tumbuh.

Dengan begitu, Taufiek bilang ada 4 hal yang menjadi fokus dalam penanganan industri baja. Pertama, inovasi jadi bagian kunci keberlangsungan industri baja nasional. Kedua, pemerintah, baik pusat, daerah harus mengalokasikan minimal proyek-proyek infrastruktur yang menjadi bagian penting penyerapan baja nasional.

Ketiga, inovasi bagian yang tidak terpisahkan di dalam membangkitkan ekonomi di era pandemi Covid-19 ini. Keempat adalah penegakan SNI, instrument-instrumen lain, termasuk TKDN menjadi kunci juga untuk menumbuhkan industri baja agar tetap terjaga dari berbagai barang impor yang mungkin seharusnya bisa diproduksi.

"Konsep yang kami bangun adalah bagaimana utilitas industri ini tetap tumbuh, minimal tidak jatuh. Jadi, tumbuh ini karena demand yang ada juga tetap bergerak,” ujarnya lagi.

Stephanus Koeswandi, Vice President PT Tata Metal Lestari memaparkan strategi pelaku usaha dalam menjaga industri baja nasional dalam percepatan infrastruktur di masa pandemi. Ia menjelaskan ada 2 strategi yang dapat dilakukan pengusaha dalam kondisi ini.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas