Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Semester Pertama 2020, Nilai Ekspor Industri Batik Capai Rp 321 Miliar

Produk batik cukup berperan dalam perolehan devisa negara, walau kebanyakan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri

Penulis: Lita Febriani
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Semester Pertama 2020, Nilai Ekspor Industri Batik Capai Rp 321 Miliar
HANDOUT
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di acara peringatan Hari Batik Nasional secara virtual, Jumat (2/10/2020). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian mencatat, saat ini industri batik tersebar di 101 sentra dan hampir semuanya dalam skala industri kecil.

Dari 101 sentra tersebut, ada sebanyak 47.000 pelaku usaha, serta telah mempekerjakan lebih dari 200.000 orang.

Produk batik cukup berperan dalam perolehan devisa negara, walau kebanyakan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri, jumlah ekspor batik pada semester pertama di 2019 mencapai 17,99 juta dolar AS.

Baca: Seluruh Pejabat dan Karyawan Kementerian Desa PDTT Wajib Kenakan Batik Sebulan Penuh

Pada periode yang sama, Januari - Juli 2020 terdapat peningkatan ekspor batik yang mencapai 21,54 juta dolar AS atau setara Rp 321 miliar.

"Fenomena yang cukup unik, karena pasar ekspornya bisa meningkat di saat masa pandemi Covid-19 ini. Pasar utama ekspor batik kita ini ke Jepang, Amerika Serikat dan Eropa," tutur Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita saat acara memperingati Hari Batik Nasional secara virtual, Jumat (2/10/2020).

Usaha membuka pasar-pasar baru ditingkat global terus dilakukan Kementerian Perindustrian.

Baca: Kemendag: Industri Pariwisata Dukung Sistem Perdagangan yang Optimal

Berita Rekomendasi

Hal ini diharapkan bisa membantu kembali menggairahkan kinerja industri batik Indonesia sekaligus semakin memperkenalkan batik Indonesia.

"Melihat kondisi yang ada, selain merupakan warisan budaya bangsa, batik juga merupakan komoditi industri yang cukup penting. Industri ini dinilai mempunyai daya ungkit besar dalam penciptaan nilai tambah, perdagangan, besaran investasi, dampak terhadap industri lainnya, serta kecepatan penetrasi pasar," terang Agus.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas