Permintaan Cashless Tumbuh, Rusia Hadirkan Rubel Digital ?
Regulator pun menilai rubel digital akan merangsang inovasi dan persaingan di sektor keuangan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Bank Sentral Rusia (CBR) mengatakan tingkat perkembangan teknologi keuangan yang tinggi serta semakin banyaknya pembayaran non-tunai di Rusia, menjadi alasan dibalik munculnya isu peluncuran rubel digital.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah laporan bahwa saat ini regulator sedang mempertimbangkan semua kemungkinan dan prospek dari proyek semacam itu.
Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (15/10/2020), Adanya uang elektronik ini tentunya memungkinkan para penggunanya bebas mentransfer rubel digital ke dompet elektronik mereka dan menggunakannya di perangkat seluler, baik secara online maupun offline.
"Rubel digital akan dapat menggabungkan keuntungan dari uang tunai dan uang non tunai," kata Wakil Ketua CBR, Aleksey Zabotkin.
Menurutnya, porsi pembayaran non tunai di sektor ritel dan publik negara itu mengalami peningkatan hampir dua kali lipat, dari 39 persen menjadi 69 persen.
Baca juga: Rupiah Dibuka Menguat Tipis ke Rp 14.699 per Dolar AS, Berikut Pergerakan Mata Uang di Asia
Regulator pun menilai rubel digital akan merangsang inovasi dan persaingan di sektor keuangan.
Hal itu karena jenis pembayaran satu ini akan membuat transfer dana dari satu broker ke broker lainnya bisa dilakukan secara lebih cepat dan mudah.
Ini juga dapat membantu melacak pengeluaran terkait proyek-proyek yang didanai oleh pemerintah.
Baca juga: Selasa Sore, Rupiah Ditutup Menguat ke Rp 14.845 per Dolar AS, Berikut Pergerakan Mata Uang di Asia
Kendati demikian, laporan tersebut mencatat bahwa rubel digital tidak dapat digunakan secara anonim, tidak seperti uang kertas atau mata uang digital terdesentralisasi.
"Data tentang transaksi dengan rubel digital akan berisi informasi yang lebih terbatas daripada sistem pembayaran yang ada,"
Jika pemerintah Rusia merealisasikan rencana ini, jumlah rubel digital yang dapat diperoleh pada satu waktu juga akan tetap dibatasi, serupa dengan batasan penarikan tunai.