Erick Thohir: Perusahaan Gerbong Kereta Swiss Akan Buka Kantor di Indonesia
Menteri BUMN, Erick Thohir mengungkapkan bahwa Indonesia akan menjajaki bisnis dengan perusahaan gerbong
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM – Menteri BUMN, Erick Thohir mengungkapkan bahwa Indonesia akan menjajaki bisnis dengan perusahaan gerbong kereta api Swiss.
Perusahaan kereta asal Swiss, Stadler Rail AG, sepakat menjalin kerja sama dengan BUMN sektor kereta api seperti PT KAI dan PT INKA.
Kerja sama ini dibahas dalam perjalanan diplomatik Menteri BUMN bersama Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, Jumat (19/10/2020).
Baca juga: Pria di Tasikmalaya Tertabrak Kereta Lalu Masuk ke Kolong, Tapi Bisa Bangun Lagi
“Di Swiss kita bisa mengangkat PT KAI menjadi pemain regional. Kita sepakat dengan Stadler dengan berpartnership dengan kereta api Indonesia yang dibawahnya ada PT KAI dan INKA,” kata Erick dalam konferensi per virtual, Jumat (19/10/2020).
Pembangunan pabrik disampaikan Erick sudah akan selesai.
Untuk bisa memastikan bagaimana Indonesia bisa mensupplai atau membuat gerbong kereta api tingkat dunia, perusahaan Stadler akan membuat kantor pusat untuk kawasan regional Asia-Oceania, di Indonesia.
Baca juga: Videonya Viral di Medsos, Bocah Laki-laki Kegirangan Lihat Kereta Terima Hadiah dari KAI
“Kami sangat mengapresiasi kepercayaan internasional pada kita. Dan kita memastikan akan banyak perusahaan BUMN yang bisa berkualitas global ataupun regional,” ujarnya.
Menlu Retno menyebut, Swiss adalah salah satu mitra penting investasi Indonesia karena menduduki peringkat ke-4 investor asing terbesar dari Eropa di Indonesia.
Berdasarkan data BKPM, investasi Swiss di Indonesia secara kumulatif dari tahun 2015-2019 tercatat sebesar US$ 1,42 miliar dalam 1097 proyek.
Baca juga: Momen Menggemaskan Seekor Kucing Dikeluarkan dari Kereta Gara-gara Tidak Punya Tiket
Perdagangan kedua negara juga menunjukkan trend positif.
Di saat pandemi, tahun ini hingga Juli 2020 misalnya, nilai perdagangan kedua negara mencapai US$ 2,1 milyar.
“Angka ini bahkan telah melewati nilai perdagangan tahun 2019 (US$ 900 juta),” kata Menlu.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, hadir pula beberapa perwakilan private sectors, antara lain Stadler Rail, Roche dan Merck Sharp & Dohme.