1 Tahun Pemerintahan Jokowi-Maruf: Berapa Banyak Utang Luar Negeri RI Bertambah?
Hari ini tepat satu tahun pemerintahan Jokowi-Maruf atau periode kedua kepemimpinan Jokowi. Di antara masalah yang disorot adalah utang pemerintah
Penulis: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ini tepat satu tahun pemerintahan Jokowi-Maruf atau periode kedua kepemimpinan Jokowi.
Satu di antara sejumlah masalah yang disorot adalah soal kenaikan utang luar negeri (ULN) Indonesia.
Data terakhir yang dirilis Bank Indonesia (BI), ULN Indonesia per Juli 2020 yakni sebesar 409,7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 6.063,56 triliun (kurs Rp 14.800 per dollar AS) dengan rasio terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 38,2 persen.
Jika dirinci lebih lanjut, utang luar negeri Indonesia ini terdiri dari utang publik (utang pemerintah dan bank sentral) sebesar 201,8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 2.967,23 triliun.
Baca juga: Naik 155,1 Persen, Pembiayaan Utang Tembus Rp 810,8 Triliun Per September 2020
Lalu utang luar negeri dari swasta (termasuk BUMN) yakni 207,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 3.056,92 triliun.
Sementara itu pada Juli 2019, utang luar negeri Indonesia sebagaimana dicatat BI yakni sebesar 395,3 miliar dollar AS. Rinciannya, utang publik 197,5 miliar serta utang swasta dan BUMN sebesar 197,8 miliar dollar AS.
Artinya selama setahun terakhir pemerintahan Presiden Jokowi, ada kenaikan utang luar negeri Indonesia sebesar 14,4 miliar dollar AS. Kenaikan berasal baik dari utang pemerintah maupun swasta.
Baca juga: Utang Indonesia Terus Naik, Sri Mulyani: Rasionya Masih Lebih Rendah dari Negara Lain
Apabila dibandingkan periode awal Presiden Jokowi atau di akhir kuartal IV-2014, posisi ULN Indonesia tercatat sebesar 292,6 miliar dollar AS dengan rasio terhadap PDB sebesar 32,9 persen.
Total ULN pada kuartal terakhir 2014 ini terdiri dari sektor publik sebesar 129,7 miliar dollar AS (44,3 persen dari total ULN) dan ULN sektor swasta 162,8 miliar dollar AS (55,7 persen dari total ULN).
Dengan begitu, selama dua periode saat ini (2014-2020), utang luar negeri Indonesia sudah bertambah sebesar 117,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.721,87 triliun.
Lebih lanjut jika dilihat dari kenaikannnya, utang luar negeri yang ditarik pemerintah dan bank sentral sejak 2014 sudah bertambah 72 miliar dollar AS dan swasta bertambah 45,1 miliar dollar AS.
Sepanjang 2014 hingga 2020, utang luar negeri naik turun karena pemerintah menyicil utang yang jatuh tempo. Namun jumlah pembayaran utang jatuh tempo lebih besar lebih kecil jika dibandingkan dengan utang baru pemerintah.
Utang domestik
Selain itu, khusus untuk utang pemerintah (non-swasta dan BUMN), utang tersebut juga belum mencatat utang yang ditarik pemerintah dari dalam negeri atau utang domestik.