KKP dan USAID Berbagi Pengalaman Kelola Perikanan Berkelanjutan di Indonesia
USAID memberikan hibah proyek berupa USAID Sustainable Ecosystems Advanced (USAID SEA) Project hasil kerja sama dengan KKP
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sejak lama Indonesia dikenal sebagai negeri dengan kekayaan alam perairan yang luar biasa besar. Potensi ini memiliki peran penting dalam mendukung pekonomian nasional.
Sejauh ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah merangkul berbagai pihak untuk bekerjasama dalam mengelola lautan dan wilayah pesisir yang berkelanjutan. Salah satunya dengan United States Agency for International Development (USAID) Indonesia.
Untuk sektor perikanan, USAID memberikan hibah proyek berupa USAID Sustainable Ecosystems Advanced (USAID SEA) Project hasil kerja sama dengan KKP yang berlangsung selama lima tahun mulai 2016 sampai 2021.
Baca juga: Inilah 3 Kampung Tangguh Lawan Covid-19 di Ambon, Perkuat Ekonomi Rakyat dari Sektor Perikanan
Program ini bertujuan memperkuat tata kelola sumber daya perikanan dan kelautan, serta konservasi keanekaragaman hayati di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 715.
Proyek USAID SEA dijalankan di tiga provinsi di Indonesia Timur serta di tingkat nasional melalui KKP.
Selama masa proyek, berbagai program telah diinisiasi meliputi pengelolaan perikanan berkelanjutan, kawasan konservasi perairan, rencana tata ruang laut, serta penegakan hukum dalam penanggulangan perikanan yang merusak (destructive fishing) dan IUU Fishing.
Baca juga: KKP: Larangan Produk Perikanan Indonesia ke China Hanya untuk Satu Perusahaan
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP, Prof. Sjarief Widjaja saat membuka acara Serial Simposium Virtual Pembelajaran Proyek USAID SEA, Senin (26/10/2020) menyatakan yakin, pelaku bisnis perikanan di Indonesia dapat belajar banyak hal dari yang selama ini telah diciptakan dan dikerjasamakan dalam lima tahun terakhir ini.
"Ada di tangan dan pundak kita semua, tanggung jawab untuk mengembalikan bumi dan lautan serta segala sumber daya yang ada di dalamnya ke anak cucu kita di masa depan dalam kondisi yang baik dan tetap melimpah,” ujar Sjarief Widjaja.
Simposium ini digelar dalam rangka berbagi pengetahuan, pengalaman, dan pembelajaran selama masa implementasi program yang sebentar lagi akan berakhir. Kegiatan dijadwalkan berlangsung dalam 8 sesi mulai 26 Oktober 2020 hingga 18 November 2020.
Baca juga: Pemerintah Dorong Lahirnya UMKM Baru Garap Produk Kelautan dan Perikanan
Sjarief menjelaskan, sebagai negara penghasil perikanan tangkap terbesar kedua di dunia, Indonesia berpotensi menjadi produsen perikanan laut kelas dunia dan berkelanjutan.
Sumber daya laut yang dimiliki, selama ini memberikan sumber pendapatan bagi nelayan, menjaga kestabilan pangan nasional dan sumber protein bagi sekitar 267 juta penduduk Indonesia.
Untuk memastikan potensi perikanan Indonesia dikelola dengan baik, sambungnya, diperlukan kebijakan yang dapat secara jelas menjabarkan fungsi-fungsi dari pengelolaan perikanan berbasis saintifik di berbagai tataran.
“Berbagai capaian kinerja telah kita raih di tataran kebijakan perikanan dan kelautan dan itu menjadi prestasi buat kita semua. Namun jangan mudah berpuas diri, masih banyak yang harus kita benahi guna mengoptimalkan potensi kelautan dan perikanan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat," jelas Sjarief.