Ekonom Faisal Basri: Indonesia Justru Diuntungkan Jika Trump Menang Pemilu AS
Faisal Basri mengatakan, keduanya memang wajah lama. Trump merupakan presiden AS saat ini dari Partai Republik
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) 2020 memang sangat ditunggu masyarakat dunia, karena siapapun yang terpilih tentunya akan memberikan dampak pula bagi negara lainnya, termasuk Indonesia.
Ekonom Faisal Basri menyampaikan pandangannya terkait siapa yang akan menguntungkan Indonesia, apakah petahana Donald Trump atau Joe Biden ?.
Faisal Basri mengatakan, keduanya memang wajah lama. Trump merupakan presiden AS saat ini dari Partai Republik dan dia kembali mencalonkan dirinya sebagai orang nomor satu di AS.
Sedangkan Biden merupakan mantan Wakil Presiden AS dari Partai Demokrat era Barack Obama. Menurut Faisal, tentunya Indonesia akan diuntungkan jika Trump dari Republik memenangkan pemilu AS.
Baca juga: Raih 238 Suara Elektoral, Biden-Harris Kembali Tinggalkan Trump-Pence
Pernyataan tersebut disampaikannya dalam diskusi virtual bertajuk 'Resesi dan Percepatan Pemulihan Ekonomi', Rabu (4/11/2020) sore.
"Kalau Donald Trump menang, itu lebih menguntungkan buat Indonesia," ujar Faisal, pada kesempatan tersebut.
Baca juga: Raih 238 Suara Elektoral, Biden-Harris Kembali Tinggalkan Trump-Pence
Ia pun menyebutkan contoh peristiwa yang dialami Indonesia saat Demokrat memimpin AS.
Begitu banyak persyaratan yang diberikan terkait kebijakannya, satu diantaranya mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) atau human rights.
"(Lihat dari) pengalaman ya, jadi Demokrat ini kalau mau ngasih, banyak banget syaratnya, (contohnya) human rights lah," jelas Faisal.
Sementara Partai Republik tidak terlalu mementingkan HAM, karena kebijakannya seperti pemberian stimulus hingga mencetak uang.
Sehingga ini bisa dikatakan turut menguntungkan Indonesia karena ini akan membuat nilai dolar AS turun.
"Nah kalau Partai Republik ini kerjanya apa? stimulus, cetak uang, sehingga dolar Amerika itu merosot, rupiahnya menguat tanpa kita usaha," kata Faisal.
Lalu untuk Demokrat, kata Faisal, kebijakannya cenderung menguatkan ekonomi AS dengan meningkatkan pajak bagi orang kaya.
"Nah kalau Partai Demokrat itu cenderung akan menurunkan defisit, akan menaikkan pajak buat orang kaya, nah itu bagus buat ekonomi Amerika," pungkas Faisal.