Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

GSP Diperpanjang, Sandi: Pemerintah Punya Peluang Ciptakan Lapangan Kerja Lewat UMKM

Sandi pengatakan, siapapun nantinya yang menang di pemilihan presiden AS, baik Joe Biden maupun Donal Trump, akan meneruskan perjanjian ekonomi.

Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Choirul Arifin
zoom-in GSP Diperpanjang, Sandi: Pemerintah Punya Peluang Ciptakan Lapangan Kerja Lewat UMKM
Capture YouTube Podcast Ruang Sandi
Raffi Ahmad dalam video podcast dengan Sandiaga Uno yang diunggah Jumat (24/7/2020). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Malvyandie Haryadi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengusaha nasional sekaligus politikus Gerindra Sandiaga Salahudin Uno menilai Indonesia punya peluang untuk menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya setelah menerima perpanjangan preferensi tarif Generalized System of Preferences (GSP) atau pembebasan bea masuk dari Amerika Serikat (AS).

Meski kebijakan pembebasan bea masuk dari Amerika Serikat ditetapkan di masa pemerintahan Donal Trump, Sandi pengatakan, siapapun nantinya yang menang dalam pemilihan presiden AS, baik Joe Biden maupun Donal Trump, akan meneruskan perjanjian ekonomi yang saling menguntungkan bagi kedua negara.

"Dalam politik semua kemungkinan bisa terjadi. Tapi saya melihat kemungkinan Biden mengakhiri kebijakan GSP sangat kecil. Karena Biden akan berupaya mengurangi ketegangan dagang, akan ada de-eskalasi," kata Sandi, Rabu (4/11/2020).

Sandi pun mendorong pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) segera memanfaatkan peluang emas ini untuk melakukan diplomasi dagang dalam skala besar.

Baca juga: Negosiasi Perpanjangan GSP RI - AS Dinilai Lama, Ini Penjelasan Dubes Lutfi

"Saran saya untuk pemerintah, kepada Pak Jokowi atau Menteri Peragangan dan duta besar yang baru bertugas di sana, kita harus lakukan diplomasi dagang skala besar, karena ini merupakan peluang besar bagi kita," kata Sandi.

Baca juga: KemenkopUKM Ajak UMKM Manfaatkan Fasilitas GSP Ekspor Produk ke AS

Lebih lanjut Sandi mengatakan Inonesia punya banyak peluang untuk melanjutkan GSP ini dengan pendekatan yang lebih holistik agar kita naik kelas.

Berita Rekomendasi

Saat ini, kata Sandi, Indonesia berada di urutan ke 50 sebagai mitra dagang AS. Melalui perpanjangan kerjasama ekonomi ini, setidaknya Indonesia bisa masuk 10 besar negara mitra dagang AS dengan posisi ekonomi di urutan ke 16 dunia.

"Kita bisa fokus di UMKM. Karena UMKM ini bisa gas pol menaikkan ekspor tiga kali lipat. Kita bisa gunakan pembebeasan tarf ini untuk menggenjot ekspor," kata Sandi.

"Pilih saja fokus pada 20 produk unggulan UMKM dan komunitas ekspor. Kenapa UMKM, karena ini menciptakan lapangan kerja. Di tengah pandemi ini kita butuh solusi konkrit untuk menciptakan lapangan kerja sebesar-besarnya," imbuh dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas