Industri BPR Gandeng Kampus untuk Majukan Ekonomi Mikro Lewat Skema Link and Match
Meski dihadapkan pada situasi pandemi Covid-19, namun industri BPR/BPRS tetap komit menjadi pengungkit ekonomi mikro Indonesia.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Intelektual muda dan BPR/BPRS (Bank Perkreditan Rakyat/Bank Perkreditan Rakyat Syariah) memiliki peran yang strategis dalam memajukan sektor ekonomi mikro di Indonesia.
Hal itu terungkap pada seminar nasional online yang digelar Asosiasi Program Diploma Keuangan dan Perbankan Indonesia (ADIKPI) berkerja sama dengan Perhimpunan Bank Perkreditan Indonesia (Perbarindo) pada 3 November 2020, diikuti 900-an peserta.
Seminar bertajuk “Peran Intelektual Muda dan BPR/BPRS untuk Memajukan Sektor Ekonomi Mikro” ini diselenggarakan sebagai perwujudan awal dari konsep link and match antara kampus dan dunia industri.
Yakni, antara program diploma keuangan dan perbankan Indonesia khususnya industri BPR/BPRS di bawah naungan Perbarindo.
Ketua Umum DPP Perbarindo Joko Suyanto mengatakan, meski dihadapkan pada situasi pandemi Covid-19, namun industri BPR/BPRS tetap komit menjadi pengungkit ekonomi mikro Indonesia.
Buktinya, BPR/BPRS tetap melaksanakan fungsi intermediasi berupa penyaluran dana dalam bentuk kredit.
“Penyaluran dana oleh industri BPR/BPRS dalam bentuk kredit tumbuh 3,84 persen atau Rp110 triliun pada Agustus 2020. Dan sebagian besar dari jumlah itu digunakan untuk pembiayaan UMKM di seluruh Indonesia,” ujar Joko Suyanto.
Baca juga: Cerita Masa Lalu Ariel Noah, Awali Karir Sebagai Penyanyi Kafe, Dilema dan Drop Out dari Kampus
Dia mengatakan, industri BPR/BPRS tetap tumbuh positif pada posisi Agustus 2020 meski didera pandemi. Aset industri BPR tumbuh sebesar 3,87 persen (yoy) atau mencapai sekitar Rp148 triliun.
Dari sisi penghimpunan dana (tabungan dan deposito), masing-masing mampu tumbuh 1,52 persen dan 4,17 persen dengan total dana sekitar Rp101 triliun yang berhasil dihimpun dari masyarakat.
Di sisi lain, belum optimalnya investasi dalam peningkatan pengetahauan, keterampilan, dan kesehatan SDM Indonesia menjadi tantangan dan harus dibenahi.
“pembangunan sumber daya manusia yang unggul menjadi kunci dalam mengatasi permasalahan SDM, terutama di sektor ekonomi dan keuangan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang penuh ketidakpastian,” kata Joko.
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan IV OJK Ahmad Soekro Tratmono menyambut baik sinergisitas antara dunia pendidikan dan industri (jasa keuangan).
Baca juga: IBS Soroti Peran BPR untuk Naikkan Kapasitas UMKM Pasca Pandemi
“Ini adalah sinergi yang positif dimana kita membangun produktivitas yang tinggi. Seminar ini menjadi contoh dimana ada sinergi industri keuangan (BPR) dengan pendidikan,” kata Ahmad.