Gandeng Len Industri, AP II Melakukan Kajian Teknis EBT di Tiga Bandara yang Dikelola
Implementasi EBT ini juga, menurut Awaluddin, merupakan strategi perseroan di dalam mengimplementasikan Business Survival
Penulis: Hari Darmawan
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) dan PT Len Industri menandatangani nota kesepahaman atau MoU, terkait kajian potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di lingkungan bandara
Presiden Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menyebutkan, dengan adanya MoU ini maka akan dilakukan kajian teknis implementasi Energi Baru Terbarukan (EBT) di tiga bandara yaitu Soekarno-Hatta (Tangerang), Kualanamu (Deli Serdang) dan Banyuwangi.
Baca juga: Kemarin Jumlah Penumpang Pesawat di 19 Bandara Angkasa Pura II Mencapai 115 Ribu Orang
Baca juga: Tiga Strategi Angkasa Pura II Maksimalkan Stimulus PJP2U dari Pemerintah
"Kami berharap kajian teknis ini dapat selesai pada akhir 2020 nanti, sehingga akan lebih cepat pengimplementasiannya di lingkungan bandara Angkasa Pura II," ucap Awaluddin dalam keterangannya, Kamis (5/11/2020).
Lokasi kajian teknis EBT ini, lanjut Awaluddin, ditetapkan di 3 bandara sesuai dengan surat dari PT Len.
Hal ini karena Bandara Soekarno-Hatta adalah bandara terbesar, kemudian Kualanamu adalah kedua terbesar, sementara Banyuwangi merupakan bandara yang pembangunannya sudah mengarah ke konsep green airport.
"Tujuan penggunaan EBT di bandara Angkasa Pura II ini, untuk melengkapi sumber listrik dari PLN dan meminimalkan biaya konsumsi listrik serta menerapkan konsep green airport," ujar Awaluddin.
Awaluddin menjelaskan, di Bandara Soekarno-Hatta penggunaan EBT sebesar 10 persen dari kebutuhan saja sudah sebesar 6,5 megawatt dan itu sudah termasuk penggunaan yang besar untuk energi terbarukan.
"Pada 2 tahun mendatang, kami menargetkan penggunaan EBT di bandara-bandara dapat mencapai 10 persen dari total penggunaan konsumsi listrik," kata Awaluddin.
Implementasi EBT ini juga, menurut Awaluddin, merupakan strategi perseroan di dalam mengimplementasikan Business Survival Initiatives di tengah pandemi.
"Selain itu dengan adanya implementasi EBT kita mampu melakukan optimalisasi bandara melalui pivoting business atau mencari peluang yang ada," ujar Muhammad Awaluddin.