Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Hadapi Ancaman Musim Hujan Ekstrem, Ini yang Dilakukan Kementan

Kementerian Pertanian menyatakan di kuartal IV 2020 ini ada ancaman la nina atau curah hujan ekstrem di atas 20 persen sampai 40 persen.

Editor: Sanusi
zoom-in Hadapi Ancaman Musim Hujan Ekstrem, Ini yang Dilakukan Kementan
dok. Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat mengunjungi lahan pertanian yang terdampak banjir di Kecamatan Cicurug, Sukabumi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertanian menyatakan di kuartal IV 2020 ini ada ancaman la nina atau curah hujan ekstrem di atas 20 persen sampai 40 persen.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika itu membuat pihaknya melakukan pemetaan.

Baca juga: Dari Humbahas, Mentan Ke Sumbar Untuk Memastikan Optimalisasi MT-II dan Overstock Beras 2020

"Itu peringatan dari BMKG dan di Kementerian Pertanian sudah melakukan pemetaan yang kuat sesuai arahan Bapak Presiden. Sekali lagi, kami selalu dikontrol kuat untuk melakukan pemetaan yang mana daerah-daerah langganan banjir atau daerah merah," ujarnya saat konferensi pers virtual, Senin (9/11/2020).

Selain itu, pemetaan terhadap mana daerah yang kuning atau kemungkinan terdampak banjir karena unsur tanah dan lahan yang agak bermasalah.

Baca juga: Presiden Jokowi didampingi Mentan SYL Tinjau Food Estate di Kabupaten Humbahas

Kemudian, juga pemetaan terhadap lahan pertanian mana yang masuk daerah hijau atau kalau ada la nina, tidak ada dampak apa-apa.

"Jumlah lahan masuk daerah hijau itu kurang dari 4 persen dari total lahan yang ada. Karena itu, ada tiga agenda yang kita persiapkan, agenda darurat kalau memang la nina terjadi," kata Syahrul.

Berita Rekomendasi

Tiga cara mengantisipasi dampak la nina tersebut, lanjut Syahrul, antara lain dengan memperkuat asuransi pertanian di masyarakat.

Kemudian, pada lahan-lahan pertanian yang memang berpotensi daerah merah itu dilakukan varitas khusus yang tahan air berlebih.

Cara ketiga yakni membuat brigade-brigade yang sudah dipersiapkan per provinsi dan per kabupaten sesuai dengan pemetaan yang pihaknya siapkan.

"Dengan itu, bisa kita lakukan atau antisipasi. Brigade-brigade dan permanen sistem untuk memperbaiki irigasi dan lain sebagainya," pungkas Syahrul.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas