Bank Bukopin Incar Nasabah Perorangan Korea di Indonesia
Total dana Kookmin yang masuk Bukopin mencapai 780 juta dolar AS atau setara Rp 11,08 triliun (kurs Rp14.200 per dolar AS).
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Bukopin memperluas nasabah perorangan asal Korea Selatan didukung KB Kookmin Bank sebagai pemegang saham pengendali (PSP).
Tak hanya perorangan tapi juga pembukaan rekening dari perusahaan yang melonjak tajam.
“Sejak KB Kookmin masuk, nasabah asal Korea yang bergabung di Bukopin terus meningkat. Dana simpanan dari nasabah asal Korea ini bertambah lebih dari Rp 1,6 triliun dalam dua bulan terakhir," ungkap Direktur Utama Bank Bukopin Rivan Achmad Purwantono di Jakarta, Jumat (20/11/2020).
Rivan menyampaikan, banyaknya nasabah Korea Selatan yang bergabung dengan Bukopin menjadi salah satu bukti tingginya kepercayaan dan kredibilitas KB Kookmin Bank di pasar keuangan global.
Baca juga: Bos Bukopin: Segmen Pasar Makin Variatif Setelah Masuknya Kookmin
Ini bagian dari strategi Bukopin dalam melakukan diferensiasi funding sebagai salah satu fokus transformasi bisnis perusahaan.
"Dukungan Kookmin Bank ini sangat penting untuk semakin memperbesar peran Bukopin memperkuat ekonomi Indonesia. Adanya kesamaan pengalaman di bisnis UMKM, kami harapkan dapat mempercepat transformasi bisnis yang saat ini sudah berjalan," jelas Rivan.
Baca juga: Masuknya Kookmin di Bukopin Buka Akses Gaet Nasabah Korporasi Korea di Indonesia
Di Korea Selatan, Kookmin menjadi bank komersial pertama yang berhasil menyalurkan kredit UKM hingga 100 triliun KRW dan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar pada segmen kredit UKM tahun 2019.
Bukopin sebelumnya bernama Bank Umum Koperasi Indonesia sebanyak 57 persen portofolio kreditnya disalurkan kepada UMKM.
Sebagai bagian dari komitmennya untuk mendukung tranformasi bisnis di Bukopin, KB Kookmin terus menambah aliran dananya ke bank ini.
Total dana Kookmin yang masuk Bukopin mencapai 780 juta dolar AS atau setara Rp 11,08 triliun (kurs Rp14.200 per dolar AS). Sebagian merupakan setoran modal dan sisanya dana simpanan.