Restorasi Gambut Perlu Kerja Sama Semua Pihak
Myrna menyadari upaya untuk merestorasi gambut perlu kerja sama semua pihak, termasuk tokoh agama dan pengurus masjid.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Restorasi Gambut (BRG) mengajak para pemuka agama untuk memaksimalkan peran masjid. Langkah ini untuk memberi edukasi dan mengubah perilaku masyarakat.
Pesan ini disampaikan Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi, dan Kemitraan BRG, Myrna A. Safitri saat pembukaan kegiatan Sosialisasi Masjid Peduli Gambut di Desa Temeran, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Riau.
Myrna menyadari upaya untuk merestorasi gambut perlu kerja sama semua pihak, termasuk tokoh agama dan pengurus masjid.
Baca juga: Presiden Minta BRG Lakukan Pembasahan Masif Lahan Gambut
"Kerusakan ini akibat perbuatan kita semua," ucap Myrna.
Myrna mengatakan, pembakaran lahan gambut kerap dilakukan karena dianggap murah. "BRG bersama petani telah kembangkan pertanian ramah lingkungan, tanpa bakar di lahan gambut sebagai salah satu solusi permanen pencegahan kebakaran," ujar Myrna.
Dalam pertemuan yang dihadiri takmir masjid dan da'i peduli gambut itu, Myrna mengajak masyarakat menjaga lingkungan gambut secara sukarela sebagai bagian dari ibadah.
BRG telah menjalin kerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak 2017.
Kerja sama ini diwujudkan dengan pelatihan untuk para dai, ustaz, guru agama, di kampung-kampung mengenai program Dai Peduli Gambut. Selanjutnya dilakukan pengenalan eco-masjid di desa-desa gambut.
"Masjid adalah pusat syiar agama Islam yang penting. Termasuk dakwah lingkungan," ucap Myrna.
Kepala Desa Temeran, Arifin menyambut baik kegiatan yang digagas BRG. Desanya juga mendapat dana bantuan dari BRG untuk pembuatan demplot pertanian tanpa bakar, Infrastruktur Pembasahan Gambut (IPG), dan bantuan ekonomi untuk kelompok masyarakat (pokmas).
Arifin mengatakan, saat ini kegiatan pokmas yaitu program penanaman nanas dilakukan di lahan seluas 10 hektare. "Saat ini akan menjalani panen pertama," ucap Arifin.
Selain nanas, Arifin juga melakukan penanaman gerunggang dilakukan di lahan restorasi seluas 25 hektare. Kegiatan ini membantu proses penanganan kebakaran lahan.
"Warga melakukan untuk penanaman nanas pada sore hari untuk peningkatan ekonomi masyarakat," kata dia.
Ke depan, masjid peduli gambut akan berfungsi menyosialisasikan materi dakwah menjaga lingkungan dan meningkatkan pemahaman dan memberikan pelatihan kepada jemaah masjid tentang Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB).
Kegiatan ini ditutup dengan penanaman pohon buah di lahan pekarangan masjid sebagai bentuk simbolis pemanfaatan lahan dan bentuk komitmen menjaga lingkungan dengan tetap mengedepankan peningkatan ekonomi masyarakat.