Teknologi Digital Makin Dibutuhkan untuk Menunjang Era Baru Hybrid Working
Model kerja hybrid membuka kemungkinan untuk meningkatkan produktivitas karyawan dengan konsep yang juga fleksibel
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi yang penuh ketidakpastian saat ini sangat mempengaruhi pengambilan keputusan HR dalam mendorong kegiatan operasi sebuah perusahaan.
Tim HR dan perusahaan harus sigap dan cekatan dalam merancang strategi di fase new normal agar bisa membimbing karyawan agar tetap produktif dan bisa beradaptasi lebih baik di tengah pandemi.
Konsep bekerja remote memang terbukti cocok dan efektif untuk mengatasi ketidakpastian, namun tidak semua karyawan atau divisi tertentu bisa terus-menerus bekerja dari rumah.
Baca juga: Lark Mail Jadi Platform Efektif Integrasikan Komunikasi Pekerjaan, dari Cloud Sampai Video Call
Dalam kondisi ini muncul istilah baru, yaitu hybrid work model yang secara harfiah kombinasi dari dua atau lebih konsep yang akhirnya menghasilkan turunan dengan dwifungsi.
“Saat kemampuan dasar untuk bekerja dari rumah sudah mantap, alur kerja dan komunikasi juga harus diperhatikan, dan manajemen perusahaan juga harus lebih proaktif dalam mengoptimalkan aspek tersebut,” ujar Gordon Enns, CEO dari GreatDay HR dalam keterangannya, Kamis (26/11/2020).
Dikatakannya, model kerja hybrid membuka kemungkinan untuk meningkatkan produktivitas karyawan dengan konsep yang juga fleksibel, model kerja ini muncul sebagai jawaban ketidakpastian kapan karyawan bisa kembali bekerja sepenuhnya di kantor.
Baca juga: BGR Logistics-LinkAja Kenalkan Fitur Baru di Aplikasi Warung Pangan
"Dengan menerapkan model kerja hybrid, perusahaan bisa meningkatkan keterikatan dan kepuasan karyawan, dan sangat bisa dijadikan bentuk investasi perusahaan yang cukup optimal," kata Gordon Enns.
Baca juga: Dua Cara Mudah Membuat Fleet Twitter, Langkah Awal Upgrade Aplikasi Twitter
Poin paling besar dalam penerapan model kerja Hybrid adalah, adanya keseimbangan antara bekerja dari rumah, dan bekerja dari kantor dengan bantuan teknologi.
Tentunya, penerapan model kerja ini harus melibatkan pihak SDM atau Human Resource Department (HRD) yang perhatian dan cepat tanggap, terutama dalam mengusulkan teknologi apa yang cocok untuk bisnis perusahaan.
Isnantyo Widodo, selaku ketua Komunitas Praktisi HR Indonesia mengatakan, seorang HR harus memahami strategi bisnis ke strategi SDMnya.
"Juga harus menjadi Reactor (enabler), menjadi Partner (connector), dan Anticipator (Designer) untuk memfasilitasi semua tantangan bisnis,” katanya.
Widodo juga menegaskan bahwa semua pelaku usaha dan karyawan harus siap untuk menggabungkan teknologi dan kompetensi yang dikuasai sehingga, bekerja bisa kapan saja,dimana saja dan dengan siapa saja.
Penguasaan teknologi menjadi bagian paling krusial dalam upaya adaptasi model kerja Hybrid.