Sinovac Tiba di RI, INDEF: Mengapa Tidak Pilih Pfizer atau Moderna yang Diakui Negara Maju?
Bhima Yudhistira mempertanyakan mengapa pemerintah tidak mengupayakan vaksin yang telah 'proven' dan diakui negara maju
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom INDEF Bhima Yudhistira mempertanyakan mengapa pemerintah tidak mengupayakan vaksin yang telah 'proven' dan diakui negara maju, seperti Pfizer dan Moderna yang diproduksi perusahaan farmasi Amerika Serikat (AS).
Meskipun ia mengakui ada sejumlah dampak positif yang ditimbulkan bagi perekonomian Indonesia terkait tibanya 1,2 juta vaksin Sinovac dari China itu.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Sinovac Tiba di Indonesia, Kota Depok Menjadi Penerima Pertama
Baca juga: 1,2 Juta Vaksin Covid-19 Diterima Indonesia: Untuk Siapa Saja dan Kapan Mulai Digunakan?
Mulai dari pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menunjukkan sentimen cukup positif, naiknya arus dana asing yang masuk, hingga menguatnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
"Jadi ada beberapa hal yang positif, ya optimisme terkait dengan vaksin ini segera bisa didistribusikan. Cuma permasalahannya kan yang diakui oleh dunia, khususnya di negara-negara maju, ini adalah vaksin Pfizer justru," ujar Bhima, kepada Tribunnews, Senin (7/12/2020).
Ia pun menyebutkan salah satu vaksin yang rencananya akan digunakan pemerintah Inggris dalam melakukan vaksinasi terhadap warganya, yakni vaksin Pfizer.
"Nah vaksin Pfizer ini sudah mulai diuji klinisnya sudah selesai, kemudian mulai didistribusikan khususnya di Inggris ya," jelas Bhima.
Berkaca dari vaksin yang dipilih negara maju itu, menurutnya seharusnya Indonesia juga mengupayakan pemesanan vaksin yang sama seperti Pfizer maupun Moderna.
"Nah harusnya Indonesia beli yang sudah proven (terbukti) dari negara maju, seperti Pfizer atau Moderna, dibandingkan Sinovac," kata Bhima.
Sebelumnya, 1,2 juta vaksin Sinovac tiba di tanah air pada Minggu (6/12/2020) malam.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa vaksin ini sebenarnya telah melewati proses uji klinis pada Agustus lalu.
"Saya ingin menyampaikan satu kabar baik, hari ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin Covid, vaksin ini buatan Sinovac yang kita uji secara klinis di Bandung dari Agustus lalu," jelas Jokowi.
Sementara itu, ada pula vaksin yang akan didatangkan dalam bentuk bahan baku untuk nantinya diproduksi oleh Bio Farma.
"Selain vaksin dalam bentuk jadi, bulan ini akan tiba 15 juta dosis vaksin. Dan Januari 30 juta dosis dalam bentuk bahan baku yang akan diproses lebih lanjut oleh Bio Farma," kata Jokowi.