Bio Farma Perkirakan Vaksin Covid-19 Perdana Bisa Disuntikkan Pada Februari 2021
Iwan Setiawan mengatakan paling tidak butuh waktu sampai Februari 2021 untuk vaksin disuntikkan perdana.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bio Farma (Persero) menjelaskan vaksin Covid-19 dalam bentuk jadi produksi Sinovac Biotech masih memerlukan tahap penyempurnaan serta izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Head of Corporate Communication Bio Farma Iwan Setiawan mengatakan paling tidak butuh waktu sampai Februari 2021 untuk vaksin disuntikkan perdana.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Datang, Pimpinan Komisi X DPR Minta Guru Ikut Diprioritaskan
Baca juga: Ternyata Ini Alasan RI Pilih Calon Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac
“Karena ini vaksin jadi, begitu kita terima izin edar untuk pemakaian tentunya ini bisa langsung. Kalau perkiraan saya di Februari sudah bisa dilakukan,” kata Iwan saat press briefing virtual, Selasa (8/12/2020).
Dia menerangkan bahwa paling tidak izin darurat penggunaan vaksin Covid-19 atau dikenal Emergency Use Authorization (EUA) bisa keluar akhir Januari 2021.
“Sekali lagi karena ini vaksin jadi, kita hanya tinggal menunggu izin dari otoritas dalam hal ini BPOM untuk kemudian menggunakannya,” urainya.
Menurut Iwan, tim uji klinis juga sudah menyampaikan syarat efikasi vaksin Covid-19 mencapai 90 persen di atas ketentuan BPOM.
“Tetapi ini tentunya belum data final. Kita masih menunggu pengujian di lab,” terangnya.
Sementara Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir menyebut ada 568 dosis vaksin yang dikhususkan untuk uji mutu oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Kami telah menerima 1,2 juta dosis kemasan single dose. Total vaksin yang sudah kami terima 1.200.568 vial di mana 568 vial ini akan dilakukan pengujian mutu," kata Honesti.
Menurutnya, Bio Farma akan menyediakan sebanyak 3 juta dosis vaksin Covid-19 dari Sinovac.
Sisanya, 1,8 juta dosis lagi dalam bentuk jadi akan datang menyusul di akhir 2020.
“Bulan ini juga akan datang bertahap 15 juta dosis dalam bentuk bahan baku dan di Januari 2021 sebanyak 30 juta dosis vaksin,” urainya.