Airlangga Hartanto : UMKM Perlu Bertransformasi dari Offline Jadi Online
"Saya berharap UMKM dapat bertahan dan keluar dan ekspansi ke depannya," ujar Airlangga Hartarto.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto menekankan pentingnya mendukung jutaan UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional.
UMKM yang jumlahnya 64,2 juta di Indonesia, kontribusinya adalah 61,07% terhadap PDB atau Rp 8.573 triliun dan hanya 16% yang menggunakan e-commerce untuk memasarkan produk.
Karena itu digitalisasi UMKM perlu terus didorong.
"Dengan begitu mereka bisa mendapatkan kesempatan naik kelas dan mendapatkan akses permodalan," kata di sela pembukaan puncak acara Festival #SampoernaUntukUMKM di Jakarta belum lama ini.
"Saat ini UMKM salah satu faktor dari penggerakan ekonomi nasional. UMKM juga perlu bertransformasi dari offline jadi bisnis online," kata Airlangga.
Baca juga: Bank Syariah Indonesia Janji Alokasikan 23 Persen Pembiayaan ke UMKM
"Tentunya ini penting UMKM untuk memanfaatkan produk dan jasa sehingga dapat mengambil keuntungan dari digitalisasi untuk akses yang lebih luas," kata dia.
Baca juga: Peluang Bisnis Digital Baru di Dunia yang Terbentuk oleh COVID-19
Hadir pula sebagai pembicara, Dirjen IKMA Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih yang menyatakan IKM memiliki peran besar dari sisi jumlah unit usaha dan tenaga kerjanya.
Airlangga menambahkan, dalam peningkatan UMKM, kolaborasi antar stakeholder, pemerintah pusat dan daerah, pelaku usaha dan masyarakat, menjadi sangat penting dan strategis untuk meningkatkan daya saing UMKM.
"Saya berharap UMKM dapat bertahan dan keluar dan ekspansi ke depannya," ujar Gati.
Oleh karena itu perlu dilakukan suatu terobosan baru dalam menjawab tantangan bagaimana meningkatkan nilai output IKM terhadap industri, antara lain dengan penggunaan teknologi.
"Dikaitkan dengan pandemi, mereka memang harus punya strategi bisnis, optimalisasi produk dan layanan, dan pengembangan produk dan jasa yang belum ada sebelumnya. Terobosan inilah yang harus kita garap karena saat ini IKM sangat berat kondisinya," kata Gati.
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eko Listiyanto, menyebutkan bahwa dengan adanya pandemi Covid-19 telah berdampak luas terhadap peningkatan pengangguran, dan salah satu hal yang menarik dari UMKM adalah daya tahannya terhadap persoalan tersebut.
Menurutnya UMKM diyakini bisa menjadi obat penawar untuk mengurangi angka pengangguran.