Pembiayaan Utang Naik 140,2 Persen Capai Rp 1.065 Triliun Per November 2020
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, jumlah pembiayaan APBN ini meningkat 162 persen dibanding realisasi periode sama
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Keuangan menyatakan, sampai dengan November 2020, pemerintah sudah melakukan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp 1.104,8 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, jumlah pembiayaan APBN ini meningkat 162 persen dibanding realisasi periode sama tahun lalu Rp 421 triliun.
"Ini agak di atas dari Perpres 72 Tahun 2020 yang sebesar Rp 1.039 triliun atau dalam hal ini terjadi kenaikan 162 persen dibandingkan tahun lalu yang pembiayaannya adalah sebesar Rp 421 triliun," ujarnya saat konferensi pers APBN KiTa secara virtual, Senin (21/12/2020).
Sementara itu, pembiayaan utang untuk menutup defisit APBN yang mencapai Rp 883,7 triliun atau 5,6 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga naik 140,2 persen.
Baca juga: Sri Mulyani: Defisit APBN Makin Besar hingga Rp 883,7 Triliun
Baca juga: Komisi X DPR Dorong 2,5 Persen APBN Dialokasikan untuk Olahraga
Baca juga: Pendapatan Negara Minus 13,7 Persen, Defisit APBN Tembus Rp 682,1 Triliun
Kementerian Keuangan mencatat realisasi pembiayaan utang sebesar Rp 1.065,1 triliun per November 2020 atau naik dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 443,4 triliun.
Kemudian, eks direktur pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, juga ada sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Rp 221,1 triliun.
"Sampai dengan November 2020 ini kita mendapatkan atau masih memiliki SILPA sebanyak Rp 221,1 triliun," pungkas Sri Mulyani.