Tumbuh Lebih Cepat, China Diprediksi Geser AS Sebagai Negara dengan Ekonomi Terbesar di Dunia
Secara global, aliran FDI disebut telah turun 30 hingga 40 persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada 2020.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Produk Domestik Bruto (PDB) China yang saat ini menjadi terbesar kedua di dunia, diproyeksikan kembali naik 8,2 persen tahun ini.
Pertumbuhan ekonomi negara itu diketahui terus melampaui rekan-rekan globalnya, termasuk Amerika Serikat (AS).
China disebut sebagai satu-satunya negara ekonomi besar yang mampu menghindari kontraksi pada 2020.
Dikutip dari laman Russia Today, Senin (18/1/2021), Wakil Direktur Ekonomi Global sekaligus Program Pembangunan di Brookings Institution, Homi Kharas mengatakan saat ini negara yang berada di kawasan Asia Timur itu berada pada jalur yang diyakini bisa melampaui AS sebagai ekonomi terbesar dunia pada 2028.
"Ini dua tahun lebih cepat dari perkiraan sebelumnya," kata Kharas.
Baca juga: Lebih dari 4.800 Kotak Es Krim di China Dilaporkan Mengandung Covid-19
Pangsa negara itu dalam ekonomi dunia, naik pada laju tercepat di abad ini.
Data statistik menunjukkan bahwa produksi global yang turun 4,2 persen pada tahun lalu, mendorong pangsa China menjadi 14,5 persen pada harga dolar 2010.
Baca juga: Jadi Sekutu China, Negara Ini Dapat 1 Juta Vaksin Sinovac Secara Gratis
Menurutnya, China memperdalam hubungan ekonomi di kawasan Asia dan Eropa serta mencari konsumsi domestik untuk menggerakkan fase pertumbuhan berikutnya.
Pekan lalu Presiden China Xi Jinping mengatakan bahwa 'waktu dan situasi' berpihak pada China di tahun yang baru ini.
Sementara AS sedang berjuang menghadapi kekacauan domestiknya.
Direktur Studi Asia di Universitas Arkansas, Ka Zeng menyampaikan, pandemi ini dapat membantu China memperkuat posisinya dalam ekonomi global.
"Perusahaan AS dan Eropa cenderung lebih fokus pada China, karena negara itu berpotensi menjadi satu-satunya sumber pertumbuhan besar di dunia pasca pandemi virus corona (Covid-19)," kata Zeng.
Menurut data resmi, setelah menjadi pengekspor utama dunia, pengiriman China meningkat 3,6 persen pada 2020.
Sedangkan menurut perkiraan Badan Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) PBB, total perdagangan dunia kemungkinan menyusut 5,6 persen.
China kemungkinan telah mendapatkan kembali gelar sebagai 'tujuan utama dunia' untuk investasi asing karena lebih dari 129,5 miliar dolar AS telah 'menetap' di negara itu hingga November 2020.
Secara global, aliran FDI disebut telah turun 30 hingga 40 persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada 2020.
Ekonom senior Asia, Chang Shu mengatakan bahwa tidak hanya pertumbuhan China yang penting bagi ekonomi global, namun juga pola pertumbuhannya.
"China terus berusaha bergerak menuju ketergantungan yang lebih besar pada konsumsi untuk pertumbuhan. Di belahan dunia lainnya, China akan semakin menjadi konsumen, di samping peran lamanya sebagai produsen," kata Shu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.