Penjualan Lesu dan Omzet Turun Terus, Pengusaha Warteg Pilih Pulang Kampung
Sudah separuh dari seluruh pengusaha warteg DKI Jakarta kembali ke kampung lantaran omzet usahanya merosot tajam.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara) Mukroni menyatakan sudah separuh dari seluruh pengusaha warteg DKI Jakarta kembali ke kampung lantaran omzet usahanya merosot tajam.
“Kurang dari separuh pedagang warteg memilih untuk pulang kampung karena pendapatannya terus menurun karena permintaan yang terbatas. Mereka rata-rata dari Tegal dan Brebes”, kata Mukroni di Jakarta, Selasa (26/1/2021).
Dalam kesempatan tersebut, Mukroni juga mengklarifikasi isu beredar yang menyatakan 20 ribu warteg gulung tikar imbas pandemi.
”Angka tersebut tidak benar,” imbuh dia.
Baca juga: Omzet Warteg Lesu, Lastri Rela Jual Barang Berharga Untuk Bertahan Hidup
Menurutnya, para pelaku usaha warteg berharap pemerintah bisa turun tangan untuk mendata seluruh pelaku usaha warteg agar mendapatkan gambaran utuh kondisi sebenarnya.
Baca juga: Pendapatan Pedagang Warteg Anjlok Hingga 75 Persen Selama Pandemi Covid-19
Menanggapi hal tersebut, Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Eddy Satriya menegaskan bahwa warteg adalah salah satu usaha rakyat yang menjadi fokus perhatian pemerintah.
Data menjadi langkah pertama yang penting untuk mengukur kebutuhan pelaku usaha makanan tersebut.
“Jika data yang dibutuhkan terkait dengan jumlah warteg yang terdampak bisa dikumpulkan dengan cepat dan tepat, maka proses pemberian bantuan akan cepat disalurkan,” ujar Eddy.
Bantuan pemerintah kepada pelaku usaha dapat diberikan antara lain melalui Banpres Produktif Usaha Mikro yang selama ini sudah berlangsung sejak 2020.
Bantuan modal kerja juga dapat diakses melalui koperasi yang dibantu pembiayaannya melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB KUMKM) atau akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui perbankan.
Untuk mendata sebaran dan status warteg, KemenkopUKM menggandeng penyedia platform digital antara lain Wahyoo, startup teknologi yang selama ini fokus membantu meningkatkan nilai tambah warteg melalui digitalisasi.