Laba Bersih BRI Juga Ambles 45,70 Persen di 2020, Tapi Aset Tembus Rp 1.500 Triliun
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan aset perseroan tumbuh di atas Rp 1.500 triliun atau mencapai Rp 1.511,81 triliun pada 2020.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 18,66 triliun pada laporan kinerja keuangan 2020.
Angka ini turun 45,70 persen jika dibandingkan perolehan laba bersih pada tahun sebelumnya sebesar Rp 34,37 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan aset perseroan tumbuh di atas Rp 1.500 triliun atau mencapai Rp 1.511,81 triliun pada 2020.
Angka ini naik 6,7 persen dibandingkan periode Desember di tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1.417 triliun.
"Aset BRI tumbuh untuk pertama kalinya tembus di atas Rp 1.500 triliun yakni Rp 1.511,81 triliun. Dan artinya, aset tersebut mengalami pertumbuhan positif dan kemudian dijaga dengan sehat kualitasnya dan hasil profit yang sehat pula," ujar Sunarso, dalam konferensi pers virtual 'Laporan Kinerja Keuangan Bank BRI', Jumat (29/1/2021).
Baca juga: NPL di Atas Tiga Persen, Laba Bank Mandiri Rontok 38 Persen Tahun 2020
Sedangkan pada 2018, aset BRI sebesar Rp 1.297 triliun dan Rp 1.127 triliun pada 2017. Ia mengakui laba perseroan turun tajam di 2020, jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca juga: Menguat, Rupiah Berada di Level Rp 14.058 per Dolar AS, Berikut Kurs di 5 Bank
Hal ini, kata dia, karena dampak dari pandemi virus corona (Covid-19) yang menghantam nasabah di segmen Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
"Kalau dibandingkan tahun lalu, laba ini pasti turun, bahkan ada satu bulan kita tidak bukukan laba sama sekali. Ketika alokasikan resources seluruhnya untuk restrukturisasi melakukan penyelamatan nasabah kita yakni UMKM, alhamdulillah restrukturisasi sudah dilakukan dan tren turun," jelas Sunarso.
BRI Group telah menyalurkan kredit Rp 938,37 triliun hingga akhir kuartal IV 2020, tumbuh 3,89 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari Desember tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp 903,2 triliun.
Sementara, pertumbuhan kredit masih terjaga dan sehat dengan catatan rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) 2,99 persen dan NPL pencadangan berada di level 237,73 persen.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.