Dorong Penggunaan Kendaraan Listrik, Bamsoet Jadikan Mobil Listrik Hyundai Official Car IMI
Mobil listrik Hyundai IONIQ ramah lingkungan dan tentu saja mendukung program pemerintah untuk mempercepat migrasi dari penggunaan BBM dari fosil.
Editor: Dewi Agustina
![Dorong Penggunaan Kendaraan Listrik, Bamsoet Jadikan Mobil Listrik Hyundai Official Car IMI](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/mobil-listrik-hyundai-ioniq-official-car-imi.jpg)
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menuturkan, selain sebagai kendaraan masa depan yang mampu menjaga lingkungan dari pencemaran polusi udara, masyarakat juga bisa menghemat pengeluaran dengan menggunakan kendaraan bermotor listrik.
Sebagai perbandingan, berbagai riset menampilkan rata-rata sebuah sedan biasa yang dikemudikan sejauh 15.000 mil akan menghabiskan rata-rata USD 6.957.
Sedangkan kendaraan bermotor listrik, dengan jarak tempuh yang sama hanya membutuhkan sekitar USD 540.
Baca juga: Bamsoet Luncurkan 100 Sepeda Kuning Limited Edition Bamsoet Klasik, Dibandrol Rp.17,5 juta/unit
"Biaya perawatannya juga sangat rendah, sekitar 35 persen dibanding kendaraan berbahan bakar minyak, lantaran tak adanya komponen tertentu seperti oli, filter oli, busi, dan katup engine. Sehingga pengeluaran yang tadinya untuk kendaraan, bisa dialihkan untuk pendidikan, kesehatan, dan belanja rumah tangga lainnya," terang Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini meyakini selain Hyundai, juga akan banyak produsen otomotif lainnya yang akan memproduksi kendaraan listrik di Indonesia.
Sehingga akan semakin banyak pula transfer teknologi yang dilakukan, sekaligus menyerap banyak lapangan pekerjaan.
Apalagi Indonesia memiliki cadangan bijih nikel terbesar dunia, yang merupakan bahan baku utama komponen baterai di kendaraan bermotor listrik.
"Bahkan tak menutup kemungkinan, perusahaan dalam negeri bisa memproduksi sendiri kendaraan listrik sebagai karya anak bangsa. Mengingat proses produksinya tak sesulit pada kendaraan konvensional. Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian mencatat kendaran listrik hanya didukung 20 ribu komponen, sementara kendaraan konvensional ditopang 30 ribu komponen," pungkas Bamsoet.