Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bertahan di Tengah Pandemi, Pelaku UMKM Perlu Masuk ke Baju Bekas dan Tanaman Hias

Saat ini masyarakat lebih gemar membeli baju bekas dibanding baju baru di pusat perbelanjaan

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Bertahan di Tengah Pandemi, Pelaku UMKM Perlu Masuk ke Baju Bekas dan Tanaman Hias
TRIBUNJOGJA.COM / Fatimah Artayu
ILUSTRASI Bisnis tanaman hias -- Caladium Brazil ukuran dewasa yang dijual seharga Rp 900 ribu per pot. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) harus jeli melihat keinginan atau tren masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun mengatakan, pelaku UMKM di sektor fesyen perlu masuk ke baju bekas, karena saat ini masyarakat lebih gemar membeli baju bekas dibanding baju baru di pusat perbelanjaan. 

"Trennya sekarang orang tak lagi berbelanja baju baru, membeli baju bekas ke Pasar Senen.

Baca juga: Rayakan Imlek, Ruben Onsu Hiasi Rumah dengan Ornamen Klasik Khas China dan Siapkan Angpao

Itu membuat mal besar-besar atau merek yang besar melakukan hal yang sama. Jadi harus lihat trennya," ucap Ikhsan saat acara Agen 46 Ujung Tombak Inklusi Keuangan, Bertahan di Masa Pandemi, secara virtual, Rabu (11/2/2021).

Selain itu, kata Ikhsan, sektor kesehatan seperti alat pelindung diri (APD), cairan pembersih tangan, hingga tanaman hias, menjadi buruan masyarakat. 

Baca juga: Rekomendasi PAPDI: Penyintas Bisa Disuntik Vaksin, Minimal 3 Bulan Setelah Sembuh

"Kita tidak nyangka bisnis tanaman hias, semuanya rata-rata dijual melalui online," katanya. 

Berita Rekomendasi

Ikhsan pun berharap, pelaku usaha di bidang pariwisata yang sekarang tertekan dalam masuk ke sektor-sektor tersebut agar dapat bertahan. 

"UMKM terpuruk adalah pariwisata, ini tidak mungkin naik. Ke depan harus tahu keinginan pasar atau tren pasar, kalau tak lihat tren pasar itu tertinggal," tuturnya. 

"Kuliner juga begitu omsetnya turun, karena orang lebih sering memasak daripasa jajan seperti dulu," sambung Ikhsan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas