Survei: Tren Pencarian Properti Turun, Orang Menahan Pengeluran di Tengah Pandemi
Situs pencarian properti, Rumah.com mencatat telah terjadi penurunan pencarian properti oleh masyarakat pada kuartal IV 2020 sebesar 14 persen
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Situs pencarian properti, Rumah.com mencatat telah terjadi penurunan pencarian properti oleh masyarakat pada kuartal IV 2020 sebesar 14 persen dibanding kuartal sebelumnya.
Hal tersebut diketahui dari hasil survei yang dilakukan Rumah.com yang bekerjasama drngan lembaga riset Intuit Research, Singapura, dengan melibatkan 1.078 responden di seluruh Indonesia pada Juli hingga Desember 2020.
Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan, meski pada kuartal IV 2020 turun, tetapi secara tahunan untuk pencarian properti masih meningkat dua kali lipat.
"Turunnya tren pencarian properti pada wilayah-wilayah di Jabodetabek ini memang erat kaitannya dengan siklus properti tahunan, di mana kuartal IV merupakan masa permintaan properti rendah akibat banyaknya pengeluaran orang di akhir tahun terkait kebutuhan belanja konsumtif dan liburan," kata Marine dalam keterangannya, Jakarta, Selasa (16/2/2021).
Baca juga: Satgas Minta Pemda Tidak Khawatir Mengenai Anggaran Pendirian Posko Covid-19
"Apalagi pandemi Covid-19 juga belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir, sehingga orang juga menahan diri untuk pengeluaran besar," sambungnya.
Menurutnya, dampak pandemi Covid-19 juga memperlihatkan, di mana setiap satu dari dua responden mengaku menunda rencana pembelian properti pada masa pandemi.
Ia menjelaskan, dari 1.078 responden survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2021, sebanyak 66 persen menyediakan dana kurang dari Rp 500 juta untuk membeli properti.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Sputnik V Sukses, Menteri Urusan Ekonomi Jerman Ucapkan Selamat Kepada Rusia
Data ini sejalan dengan tren suplai properti, di mana peningkatan suplai lebih banyak terjadi di wilayah-wilayah pinggiran kota besar, yang masih menyediakan lahan dengan harga yang lebih terjangkau.
Sebanyak 57 persen responden mengatakan kedekatan lokasi perumahan dengan sarana transportasi umum seperti stasiun, terminal, atau halte bus menjadi faktor eksternal utama dalam membeli properti.
Sementara itu, sebanyak 77 persen responden mengaku tak persoalakan properti dengan fasilitas minimum, asal harganya lebih murah.
Menurut Marine, tren properti di sejumlah wilayah favorit masih tetap terjaga, di mana Jawa Barat dan Banten menunjukkan kenaikan harga properti, terutama di Depok, Bekasi, Cikarang serta Tangerang.
Hal lain yang dapat menjaga optimisme pasar properti di 2021 yaitu masih tingginya pencarian properti secara tahunan.
Baca juga: Satu Keluarga Positif Covid-19, Cinta Kuya Rayakan Sweet 17 Sendiri hingga Merasa Sepi Sebulan
"Pembangunan infrastruktur juga mendorong kenaikan harga properti di wilayah seperti Cikarang dan Depok," katanya.
Berdasarkan data tersebut, kata Marine, tanpa menafikan fakta bahwa kondisi ekonomi sedang terganggu akibat pandemi, tetapi diperkirakan kuartal pertama 2021, harga properti masih akan mengikuti siklus tren properti di mana pengembang akan kembali menaikkan harga properti.
"Kenaikan setidaknya akan terjadi secara kuartalan. Bagi konsumen yang sudah siap secara finansial, inilah saat terbaik untuk membeli properti. Konsumen akan dimanjakan oleh melimpahnya pilihan properti dengan harga yang bersaing," tuturnya.
"Bagi pengembang properti, wilayah-wilayah penyangga kota besar dengan pembangunan infrastruktur transportasi umum, dan jalan tol masih akan menjadi incaran konsumen," ujarnya.