Warga Tuban Borong Mobil dari Uang Gusuran, Pertamina: Sudah Diberikan Pelatihan Pengelolaan Dana
tidak semua warga Tuban membeli mobil bersifat konsumtif, tetapi ada yang memiliki niat membuka usaha rental mobil.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah warga Tuban, Jawa Timur heboh di media sosial karena borong mobil, usai dapat dana pembebasan lahan proyek kilang minyak dan petrokimia New Grass Root Refinery (NGRR).
Vice President Relations Pertamina Hulu Energi Ifki Sukarya mengatakan, Pertamina sejak awal sudah memberikan pendampingan dan pelatihan pengelolaan dana kepada warga yang terdampak pembangunan Kilang Tuban.
"Sudah diberikan edukasi, bagaimana mengelola dana hasil pembebasan lahan. Misal, jual tanah, beli tanah lagi, lalu diinvestasi ke usaha lain," ujar Ifki saat dihubungi, Jakarta, Kamis (18/2/2021).
Menurutnya, tidak semua warga Tuban membeli mobil bersifat konsumtif, tetapi ada yang memiliki niat membuka usaha rental mobil.
Sehingga, kata Ifki, ada warga yang beli mobil sampai empat unit untuk usaha rental.
"Intinya dari awal dan akan tetap kami dampingi masyarakat, supaya pengelolaan dana yang dimiliki agar tetap produktif," paparnya.
Ifki menjelaskan, ganti untung yang diberikan Pertamina kepada warga terdampak pembangunan kilang Tuban, mengacu pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
"Kami sudah melalui ketentuan proses Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP), kemudian tentu melalui BPN setempat dan didukung Pemda setempat," ujar Ifki.
Ifki menyebut, jumlah warga yang terkena dampak Kilang Tuban, sekitar 860 Kartu Keluarga (KK) dari tiga desa, yaitu Sumurgeneng, Kaliuntu, dan Wadung.
"Dari tiga desa itu, ada sekitar 1.136 bidang lahan," ucapnya.
Crazy Rich Tuban
Sebanyak 225 kepala keluarga di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban mendadak menjadi miliarder setelah menjual tanah kepada PT Pertamina.
Di atas lahan yang telah dibeli tersebut akan dibangun kilang minyak grass root refinery (GGR) yang ditargetkan beroperasi pada tahun 2026.