Pemangkasan Suku Bunga BI dan DP 0 Persen Bakal Dongkrak Penjualan Properti
Industri sektor properti dinilai akan mengalami pertumbuhan seiring pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 3,5 persen dan uang muka kredi
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri sektor properti dinilai akan mengalami pertumbuhan seiring pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 3,5 persen dan uang muka kredit rumah sebesar 0 persen.
Analis saham PT Sinarmas Sekuritas, Andrianto Saputra mengatakan, suku bunga yang rendah ditambah dengan relaksasi uang muka kredit rumah jadi 0 persen, menjadi katalis pengembang mendongkrak penjualannya.
"PT Bumi Serpong Damai (BSDE), PT Ciputra Development (CTRA), PT Pakuwon Jati (PWON), dan Summarecon Jati (SMRA) berpeluang membukukan sales yang bagus pada tahun ini," ujar Andrianto, Sabtu (27/2/2021).
Ia menjelaskan, BSDE dan CTRA didorong katalis positif dari kebijakan DP 0 persen dan suku bunga rendah dengan penjualan rumah tapaknya.
Sedangkan untuk PWON dan SMRA, kata Andrianto, katalis positifnya adalah relaksasi dari Undang-Undang Cipta Kerja yang mengizinkan warga negara asing dapat memiliki apartemen di Indonesia.
Baca juga: Kebijakan DP Persen Bank Indonesia Bawa Angin Segar untuk Sektor Properti
"Tim Sinarmas Sekuritas memprediksi pertumbuhan presales emiten properti, BSDE 4,6 persen, CTRA sebesar 7 persen, SMRA sebesar 4,1 persen, dan PWON 35 persen," paparnya.
"Sedangkan untuk target harga saham BSDE sebesar Rp1.500, CTRA Rp1.150, SMRA Rp1.100 dan PWON Rp650," sambungnya.
Di sisi lain, untuk sektor otomotif di tengah kebijakan DP 0 persen dan relaksasi PPnBM, Andrianto menilai penjualan produsen kendaraan masih lesu pada tahun ini.
"Masyarakat belum menjadikan kendaraan sebagai salah satu prioritas kebutuhan," ucapnya.
Ia menyebut, DP 0 persen kredit kendaraan akan memberatkan cicilan konsumen, apalagi pengeluaran masyarakat saat ini belum pada kebutuhan kendaraan.
"Bencana, banjir dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Mikro atau PPKM pada awal tahun juga menekan penjualan kendaraan selama setahun," paparnya
Meski begitu, kata Andrianto, peluang penjualan kendaraan akan naik pada semester ll 2021.
"Sektor otomotif kemungkinan akan ada positif impact salah satunya vaksin," katanya.