Masuki Fase Vaksinasi Covid-19, Praktisi Kehumasan Harus Maksimalkan Platform Digital
Pandemi Covid-19 berdampak pada seluruh sektor yang dipaksa untuk melakukan adaptasi kebiasaan baru.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 berdampak pada seluruh sektor yang dipaksa untuk melakukan adaptasi kebiasaan baru.
Kondisi new normal ini kemungkinan besar akan terus dibawa pada fase vaksinasi maupun pasca vaksinasi Covid-19.
Tak terkecuali aktivitas-aktivitas kehumasan atau praktisi public relations (PR) di mana harus memaksimalkan berbagai platform media, khususnya platform-platform digital.
Baca juga: Erick Thohir: Kendaraan Listrik dan Digitalisasi Finansial Akan Bikin Sunset 2 Jenis Bisnis Ini
Komunikasi-komunikasi yang sebelumnya bertatap muka langsung bergeser menjadi tatap muka online.
“Tidak ada pilihan lain selain beradaptasi. Humas harus beradaptasi, mengadopsi teknologi baru, dan harus terus mengasah keahliannya di masa transisi ini,” kata Founder & CEO Iconomics Bram S. Putro saat membuka webinar The Iconomics PR Outlook 2021: Outlook PR Pasca 'Game Changer' Vaksinasi Covid-19", Jumat (5/2/2021).
Menurut Bram, pandemi Covid-19 adalah game changer bagi PR karena telah memaksanya untuk berubah.
Demikian pula vaksinasi Covid-19 juga akan menjadi game changer bagi PR.
Baca juga: Kominfo Siapkan Infrastruktur Analog Switch-Off untuk Siaran TV Digital di 22 Provinsi
Namun demikian, dalam kondisi apa pun, narasi-narasi PR harus tetap fokus dan selaras dengan target-target yang sudah dicanangkan oleh perusahaan/organisasinya.
PR harus memanfaatkan momentum saat ini, dimana komunikasi dan interaksi dengan stakeholder menggunakan teknologi digital.
Pada momentum inilah maka jangkauan komunikasi tersebut tidak terbatas oleh ruang dan waktu, jauh maupun dekat.
Senada dengan CEO Iconomics, Wakil Ketua Umum III BPP Perhumas Boy Kelana Soebroto mengatakan adanya pandemi dan vaksinasi sebagai game changer akan terbentuk kebiasaan dan ekspektasi baru, melahirkan industri-industri baru dan mengharuskan pelayanan yang holistik.
Lantas apa yang harus dilakukan oleh insan PR ke depan? Menurut Boy, sebagai insan PR harus menyiapkan pengalaman PR yang lebih baik lagi, misalkan dengan layanan online yang lebih inovatif.
Banyak sekali layanan online yang menjamur setahun belakangan dan rasanya sebagai audiens akan bosan bila itu saja acaranya.
Oleh karena itu, Menurut Boy, harus ada pengalaman online yang inovatif.
Lalu, insan PR juga harus optimasi touchpoint offline yang memberikan pengalaman yang menyenangkan (delightful experience) kepada customer.
Dan yang terakhir adalah memberikan superior customer experience kepada seluruh customer di masa seperti ini.
“Artinya ekspektasinya itu akan meningkat dari audiensi kita, sehingga kita harus memberikan experience mereka semua,” kata Boy.