Maskapai Air Asia Bakal Luncurkan Layanan Taksi Udara dan Pengiriman Paket Melalui Drone
Inovasi yang progresif terus dilakukan banyak maskapai penerbangan untuk mensiasati dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Inovasi yang progresif terus dilakukan banyak maskapai penerbangan untuk mensiasati dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Banyak maskapai penerbangan menambah layanan tambahan di bidang aviasi demi mempertahankan bisnisnya.
Seperti maskapai penerbangan Malaysia, Air Asia.
Baca juga: AP II Mulai Program Vaksinasi Covid-19 bagi 20.000 Karyawan dan Staf di 20 Bandara
Maskapai yang terkenal melalui jargon "Now, Everyone Can Fly" itu berencana meluncurkan layanan yang tak terpikirkan sebelumnya.
Air Asia bakal meluncurkan layanan taksi udara dan layanan pengiriman barang melalui drone pertama di Malaysia.
Tentu, hal itu dilakukan akibat diversifikasi usaha di tengah pandemi virus Covid-19.
CEO Air Asia Anthony Fernandes, mengatakan langkah itu adalah upaya diversifikasi grup Air Asia.
Bahkan, Air Asia berencana akan meluncurkan layanan ride-hailing bulan depan karena pandemi Covid-19 membatasi perjalanan udara yang berimbas menurunnya pendapatan maskapai itu.
Baca juga: WHO: Pandemi Covid-19 Picu Trauma Massal Lebih Banyak Ketimbang Perang Dunia II
"Taksi udara akan memiliki seorang pilot dan empat kursi. Saat ini, tim kami sedang mengerjakan layanan yang akan datang ini oleh AirAsia," kata Chief Executive Anthony Fernandes di Youth Economic Forum 2021, dikutip dari laman berita Channel News Asia pada Sabtu (6/3/2021).
Tony menambahkan, layanan itu direncanakan mulai beroperasi dalam waktu sekitar 18 bulan.
Tony juga mengumumkan jika unit logistik maskapai resmi Air Asia, Teleport, saat ini sedang menguji layanan pengiriman drone perkotaan.
Uji coba itu turut menggandeng perusahaan yang didukung pemerintah Pusat Inovasi dan Kreativitas Global Malaysia (MaGIC), bila sukses pengiriman paket via drone secara komersial akan dilakukan pada akhir tahun ini.
Baca juga: Kasus Harian Covid-19 Tren Menurun, Publik Diminta Tidak Lengah
"Ide itu muncul tiga minggu lalu dan sekarang jadi kenyataan. Saat ini tengah dalam tahap persiapan dan uji coba," tulisnya di Instagram.
Tony mengakui jika Air Asia sedang memulihkan sektor ekonomi perusahaan melalui inovasi tersebut.
Dampak pandemi yang tak berkesudahan itu dimanfaatkan Air Asia untuk mengambil kesempatan agar mempercepat transformasi digitalnya.
Berdasarkan laporan resmi Air Asia, perusahaan melaporkan kerugian kuartal kelima secara berturut-turut pada November 2020.
Untuk menutupi defisot itu, Air Asia telah berusaha untuk mengumpulkan kredit sebesar 2,5 miliar ringgit atau setara Rp 8,8 triliun dari pinjaman dan sejumlah investor.
Bulan lalu, AirAsia mengatakan 33% sahamnya di unit Jepang, yang berhenti beroperasi Oktober lalu, mulai menderita kebangkrutan.