Hasil Referendum IE-CEPA Menggembirakan, SwissCharm Siap Tangkap Peluang Bisnis Baru dengan RI
SwissCham Indonesia meyakini, hasill voting IE-CEPA akan meningkatkan kerjasama ekomomi Swiss dan Indonesia.
Editor: Choirul Arifin
Swiss dan Indonesia telah menjalin kerja sama bilateral yang kuat di berbagai sektor sejak 1952. Departemen Luar Negeri Swiss menyatakan bahwa Indonesia adalah destinasi terpenting bagi investasi Swiss di Asia setelah Jepang, Singapura, dan Tiongkok.
Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (2020), Swiss berada pada posisi investor asing terbesar ke-17 dan mengucurkan US$ 130,9 juta untuk 554 proyek di Indonesia pada 2020.
Nilai perdagangan Indonesia-Swiss mencapai US$ 3,1 miliar pada 2020, menurut data Kementerian Perdagangan, mesin, alat elektronik, produk farmasi, dan makanan mendominasi impor Indonesia dari Swiss sementara komoditas utama ekspor Indonesia ke Swiss adalah perhiasan, tekstil, meubel, kopi, alas kaki, dan minyak atsiri.
Sementara itu, Swiss telah memiliki 32 perjanjian perdagangan bebas dengan 42 mitra, termasuk Uni Eropa. Perekonomian Swiss yang berorientasi ekspor akan memperoleh keuntungan dari IE-CEPA berupa akses yang lebih baik ke pasar Indonesia sekaligus mempromosikan prinsip keberlanjutan di seluruh sektor.
CEO produsen minyak atsiri PT Indesso Primatama, Robby Gunawan, mengatakan bahwa ratifikasi IE-CEPA di Indonesia akan menghadirkan pedoman untuk meningkatkan kepatuhan terhadap standar keberlanjutan internasional.
Langkah tersebut akan mendukung produk buatan Indonesia, termasuk ekstrak alami dan bahan kimia aromatik, untuk memasuki pasar dengan lebih mudah.
“Perjanjian perdagangan bebas ini memberi batu loncatan bagi kedua pihak untuk meraih keuntungan dan memperkuat perekonomian mereka,” kata Robby.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.