Pandemi Belum Kunjung Usai, Synthesis Development Evaluasi Sejumlah Proyek Properti
Synthesis Development masih wait and see dan menimbang-nimbang secara cermat produk mana yang akan mereka rilis ke pasar.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Kalau kota penyangga berkembang, hal itu karena kebutuhan market makin tinggi, yang dipicu oleh ketidaksanggupan masyakarat membeli properti di tengah kota yang kian tak terjangkau.
“Nah, bila ada proyek di tengah kota, tetapi dengan harga kawasan penyangga kenapa tidak? Konsumen akan memperoleh fasilitas dan potensi sewa yang lebih baik. Salah satunya adalah Samara Suites,” katanya.
Ditambahkan Edi, selama pandemi, penjualan properti secara general banyak terpengaruh dan sempat mengalami penurunan.
Kendati demikian, Synthesis Development berkomitmen merampungkan Samara Suites sesuai jadwal.
“Saat ini, unit di Samara Suites telah terjual 95% dan serah terima akan dimulai Bulan April 2021,” kata Asnedi, di Jakarta, Senin (8/3/2021).
Edi mengatakan, apartemen di area CBD Jakarta yang sekelas dengan Samara Suites sudah tidak ada lagi yang dibangun. Kalau pun ada, hanya produk lama yang dirilis kembali.
Menurut Edi, langkanya pembangunan apartemen di area CBD disebabkan harga lahan mahal, sulitnya perizinan, dan harga sudah terlalu tinggi.
Saat ini perkantoran dan hunian yang terkoneksi dengan public transportation, memiliki nilai sewa dan tingkat okupansi yang tetap baik, meski di tengah krisis akibat pandemi.
Misalnya, perkantoran yang dekat dengan stasiun MRT atau halte TransJakarta. Kendati banyak perusahaan melakukan resizing saat pandemi, tetap saja memiliki okupansi yang baik.
Menyoal investasi, Samara Suites telah mengalami kenaikan harga (capital gain) lebih dari 100% sejak awal dirilis.
Bila saat awal diluncurkan harga masih berkisar Rp26 juta per meter persegi, kini harganya sekitar Rp55 juta per meter persegi.
"Untuk pendapatan pasif dari sewa unit pun terbilang menggiurkan. Pasalnya, yield unit apartemen ini bermain di kisaran 7% - 12% per tahun," katanya.