BNC Cari Pendanaan Lewat Rights Issue untuk Penuhi Aturan Modal Inti Rp 2 Triliun
Perseroan akan menawarkan sebanyak-banyaknya 832.724.404 lembar saham, dengan harga pelaksanaan Rp 300 per saham.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Neo Commerce Tbk akan segera menerbitkan saham baru melalui mekanisme penawaran umu terbatas (rights issue) IV demi memenui ketentuan modal inti minimum perbankan sebesar Rp 2 triliun pada akhir 2021 ini.
Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk Tjandra Gunawan dalam public expose virtual dengan media, Senin (8/3/2021) mengatakan, ketentuan modal inti minimum Rp 2 triliun tersebut mengacu pada regulasi yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Tjandra Gunawan menjelaskan, dalam penawaran umum terbatas tahap empat ini, perseroan akan menawarkan sebanyak-banyaknya 832.724.404 lembar saham, dengan harga pelaksanaan Rp 300 per saham.
Perkiraan total dana yang bisa dihimpun dari rights issue ini akan mencapai Rp 249,82 miliar.
"Yang pasti selama 2021 ini kami akan kejar penawaran umum terbatas beberapa seri untuk kejar kebutuhan modal Rp 2 triliun," ujar Tjandra Gunawan.
Tjanda juga menjelaskan, tahun depan BNC juga siap menambah modal baru untuk mengikuti ketentuan modal inti minimal Rp 3 triliun pada tahun 2022 seperti diatur dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 12 Tahun 2020.
Baca juga: Bank Syariah Indonesia Perkuat Pembiayaan Perumahan, Targetnya Salurkan Rp 38 Triliun di 2021
Sampai dengan kuartal III-2020, BNC memiliki modal inti Rp 1,08 triliun yang diperoleh dari hasil rights issue bulan Juli 2020 sebesar Rp 150 miliar.
Tjandra menyebutkan, penambahan modal inti minimum hingga Rp 3 triliun pada tahun depan sejalan dengan complimentary strategi bisnis BNC.
Baca juga: Perekonomian Digital Indonesia Disebut Lampaui Singapura dan Malaysia
"Kebutuhan pemenuhan kami juga melihat perlunya tambahan modal untuk melakukan proses bisnis yang lebih berkembang lagi," ujarnya.
BNC saat ini agresif bertransformasi menjadi bank digital dengan memperkuat penetrasi pasar keuangan digital dengan menyasar segmen milenial.
Baca juga: Kasus Salah Transfer BCA, Berikut Pengakuan Sang Pelapor
Untuk memacu bisnis ini, BNC menjalin kerjasama dengan Akulaku Group.
"BNC bermula dari bank pensiunan dengan segmen military. Kedepannya di segmen digital yang kami bidik adalah kaum millenials. Dengan mengubah visi menjadi bank digital, kami akan merambah ke segmen baru dengan tidak meninggalkan segmen yang sudah ada," ujarnya.
"Saat ini kami sedang bekerja dan berinovasi untuk memberikan layanan digital kepada pensiunan maupun millennials," imbuhnya.
Dijelaskan, perbedaan antara bank konvensional dan bank digital terletak pada penggunaan teknologinya, yaitu platform yang digunakan dan bisnis intinya.