BNC Cari Pendanaan Lewat Rights Issue untuk Penuhi Aturan Modal Inti Rp 2 Triliun
Perseroan akan menawarkan sebanyak-banyaknya 832.724.404 lembar saham, dengan harga pelaksanaan Rp 300 per saham.
Editor: Choirul Arifin
Namun menurut Tjandra Gunawan, prinsip bisnis yang dijalani akan tetap sama di antara keduanya.
"Jika terjadi kelalaian dari pihak bank yang dapat dibuktikan secara legalitas, tentunya baik bank konvensional ataupun bank digital akan bertanggung jawab untuk menyelesaikannya," ujarnya ketika ditanyakan tentang aspek keamanan di layanan bank digital.
Ditegaskan, faktor keamanan (security) akan menjadi fokus paling utama di layanan perbankan digital.
"Karena ketika proses perbankan diubah menjadi digital, proses yang seamless terjadi di bank digital. Hal yang paling signifikan adalah, di bank konvensional masih terdapat sentuhan manual (human intervention), berbeda dengan bank digital yang semua sudah tersistem dengan teknologi yang penuh improvement," bebernya.
Tidak Setengah-setengah
Tjandra Gunawan menegaskan, dalam bertransformasi menjadi bank digital, BNC tidak akan setengah-setengah melakukannya.
Pihaknya bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan teknologi terbaik di bidangnya, seperti Huawei, Tencent Cloud, dan Sunline.
"Proses onboarding perbankan nantinya akan menjadi pengalaman yang berbeda bagi nasabah dan calon nasabah," ujarnya.
Saat ini, BNC sedang menyiapkan mobile banking apps bernama Neo+ yang rencananya akan diluncurkan akhir bulan ini (Maret 2021) sambil menunggu proses persetujuan OJK terkait proses opening account online.
Nantinya proses onboarding akan fully digital dan e-KYC, juga dilakukan dengan proses biometric.
Terkait buku tabungan dan kartu, BNC saat ini masih memberikan kartu namun untuk kedepannya kami akan berinovasi dengan virtual card yang langsung terintegrasi dengan mobile banking apps Neo+.