Dio Satya Cerita Saat Membangun Bisnis Mie Setan Hingga Usahanya Kena Imbas Pandemi
Untuk bisnis makanan, Dio terinspirasi dari jajanan kripik yang saat itu sedang nge-tren dikemas dengan level pedas bertingkat sesuai selera customer
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di usia yang masih muda, pengusaha asal Kota Malang bernama Dio Satya Biguna ini sudah menunjukkan perjalanan karir yang moncer di dunia bisnis.
Di usianya yang baru 27 tahun, dirinya sudah bisa mengembangkan 5 unit bisnis kuliner yang berbeda.
Salah satu unit bisnisnya, Mie Setan, bahkan sudah dikenal para foodies seantero Indonesia.
Pelopor kuliner mie pedas yang berdiri sejak 2011 ini, bahkan telah memiliki 28 outlet resmi yang tersebar di kota-kota besar Indonesia.
Selain itu, pria pemilik akun instagram bernama @diosatya ini juga tercatat memiliki lini bisnis lain seperti Astep Bistro, Loteng Malang, Dialogi Café Pasuruan, hingga Gurih Malang.
Semua lini bisnis itu ada di bawah naungan Enamsembilan Group.
Baca juga: Pengungsi Longsor di Nganjuk Keracunan Makanan Bantuan Masyarakat, Diduga Berasal dari Mie Ayam
Pria kelahiran Malang 15 Februari 1993 ini seolah menunjukkan bahwa ide-ide kreatif yang justru berbuah langkah besar.
"Mie Setan itu berawal dari tongkrongan komunitas sepeda fixie, salah satu olah raga favorit saya," ucap dia.
Untuk bisnis makanan, Dio terinspirasi dari jajanan kripik yang saat itu sedang nge-tren dikemas dengan level pedas bertingkat sesuai selera customer.
Inilah yang kemudian Dio diadopsi dan juga diterapkan di kuliner mie bikinannya.
''Saya bikin outlet pertama di Jalah Bromo, responnya positif bahkan nge-hits.
Baca juga: Tergiur Bisnis Tetangga, Seorang Pekerja Curi Puluhan Ribu Tali Pengait Bra di Tempatnya Bekerja
Rame banget yang suka. Bahkan sampai sekarang, sudah 10 tahun berjalan masih tetap ramai,'' katanya.
Perjalanan suksesnya pun terus berlanjut.
Dari awalnya hanya Kota Malang saja, kini Mie Setan telah tersebar di 28 kota-kota besar mulai Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya dan sebagainya.