Sri Mulyani Sebut Nikel Indonesia Jadi Perhatian Dunia
Indonesia menurunkan 29 persen dari emisi CO2 dengan usaha sendiri atau sebesar 41 persen pada 2030 bila ada dukungan dan kolaborasi internasional
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Keuangan menyatakan, komoditas nikel merupakan komponen utama dari produksi baterai kendaraan listrik.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia sebagai negara yang menghasilkan cadangan dan produksi nikel terbesar jadi perhatian dunia.
"Dengan cadangan dan produksi terbesar, jelas merupakan satu negara yang sekarang menjadi pusat perhatian terhadap pembangunan dari baterai kendaraan listrik atau baterainya itu sendiri," ujarnya saat rapat bersama Komisi XI DPR, Senin (15/3/2021).
Baca juga: Kejagung Tuntut 23 Ribu Hektar Lahan Tambang Nikel Milik Heru Hidayat Agar Dirampas untuk Negara
Baca juga: MUI Kecam Rencana Sri Lanka Tutup Ribuan Madrasah dan Larang Pemakaian Burkak
Untuk itu, pemerintah Indonesia berkomitmen melakukan pemanfaatan tren dari teknologi yang sudah mendunia tersebut.
"Kemudian, perhatian mengenai perubahan iklim dengan kemampuan kita untuk membangun dan terus meningkatkan daya saing dari industri otomotif yang berbasis baterai," kata Sri Mulyani.
Baca juga: Baterai Super Besar 5.000 mAh Bikin Galaxy M02 Bisa Jadi Teman Aktivitas Seharian
Baca juga: Fitur Baru ACC One on the Web Mudahkan Pilih Mobil Baru dan Bekas Berikut Paket Pembiayaannya
Indonesia dalam hal ini berkomitmen secara global di bidang perubahan iklim dengan menurunkan jumlah emisi gas rumah kaca atau CO2.
"Kita akan menurunkan 29 persen dari emisi CO2 kita dengan usaha sendiri atau kita akan menurunkan CO2 sebesar 41 persen pada 2030 apabila ada dukungan dan kolaborasi internasional," pungkasnya.