Pelaku Pasar Punya Ekspektasi Tinggi Terhadap Pemulihan Ekonomi Tahun Ini, Bagaimana dengan Rupiah?
Pelaku pasar diyakini berbondong-bondong masuk ke aset berisiko, termasuk juga investasi di mata uang rupiah.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat komoditas Ariston Tjendra mengatakan, tahun 2021 ini pelaku pasar memiliki ekspektasi tinggi terhadap pemulihan ekonomi setelah didera pandemi Covid-19.
Pelaku pasar diyakini berbondong-bondong masuk ke aset berisiko, termasuk juga investasi di mata uang rupiah.
"Rupiah bakal menguat dengan alasan tersebut, tapi bahaya bisa mengintai rupiah," ujarnya mengutip akun YouTube miliknya "About Money", Selasa (16/3/2021).
Ariston menjelaskan, mata uang Garuda terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bisa melemah di antaranya karena harga minyak mentah dunia yang terus naik.
Baca juga: Harga Minyak Naik Jadi Beban Indonesia, Pelemahan Rupiah di Depan Mata
"Hubungannya seperti kita ketahui Indonesia jadi net importir minyak mentah sejak 2003. Angkanya terus besar seiring peningkatan kebutuhan dan penurunan produksi di tanah air," katanya.
Baca juga: Pemerintah Diminta Bersiap Jika Harga Minyak Dunia Tembus 100 Dolar AS per Barrel
Meningkatknya impor minyak mentah tersebut juga menjadi satu sebab defisit neraca perdagangan Indonesia dan berimbas ke defisit neraca berjalan.
"Sejak kuartal IV 2011, current account deficit Indonesia mengalami defisit hingga kuartal II 2020. Ini berarti kebutuhan dolar AS lebih besar dibandingkan penghasilan dalam bentuk dolar AS," pungkas Ariston.