Kominfo Catat Tiga Juta Lebih Sektor UMKM Masuk ke Ruang Digital
Perubahan dunia yang sangat dinamis memunculkan inovasi baru yang dapat memenuhi permintaan pasar dan peluang bisnis bagi UMKM besar jika berbasis TIK
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Ahli Menteri Kominfo Prof Henry Subiakto menyampaikan sudah tiga juta lebih sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang masuk ke ruang digital.
Menurutnya, teknologi memaksa manusia untuk menyesuaikan perkembangan dalam melakukan kegiatan ekonomi.
“Perubahan dunia yang sangat dinamis menuntut kita untuk memunculkan inovasi baru yang dapat memenuhi permintaan pasar. Peluang bisnis bagi UMKM sangat besar apabila berbasis TIK,” ujar Prof Henry dalam webinar Selasa (23/3/2021).
Sementara, Tenaga Ahli Kemkominfo Lathifa Al Anshori membeberkan sebanyak 3.248.775 UMKM sudah masuk ke ruang digital.
Baca juga: Platform Digital Ini Buka Peluang Berbisnis Kosmetik Tanpa Modal, Bagaimana Metodenya?
Masyarakat luas bisa diakses barang yang dijual oleh UMKM tersebut setiap saat melalui gawai.
“Inklusi digital memang harus menyasar pada kelompok yang rentan, seperti perempuan yang memiliki usaha UMKM. Transaksi e-niaga kita juga meluas cakupannya dari barang dan jasa mewah ke kebutuhan sehari-hari,” ujar Lathifa.
Peran generasi Z dan Milenial sangat diperlukan untuk peduli dan bergerak memperjuangan inklusi di segala lini digitalisasi.
Baca juga: Digitalisasi Manuskrip Kuno dan Aksara Nusantara Dibedah di Webinar DREAMSEA-PANDI
Lathifa menilai kolaborasi antara pemerintah dan anak muda dapat membuka manfaat dari transformasi digital.
Kominfo telah menyiapkan program 10.000 UMKM untuk active selling di marketplace e-niaga, 100.000 beasiswa melalui sertifikasi dan keterampilan melalui Digital Talent Scholarship.
Pihaknya pun sudah membangun 4.200 BTS di daerah 3T sepanjang 2021 dan program 10.000 start up digital.
“Melalui Digital Talent Scholarship kita mencetak generasi siap kerja karena dibekali dengan sertifikasi dan keterampilan serta kemampuan bahasa Inggris yang mumpuni, agar nanti akan bisa bekerja ke perusahaan-perusahaan start up,” ujar Lathifa.