Ombudsman Akan Kroscek Ketentuan Iron Stock Beras di Gudang Bulog
Yeka Hendra Fatika mengatakan akan melakukan kroscek terkait ketentuan iron stock beras di gudang Bulog.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Ombudsman Republik Indonesia Yeka Hendra Fatika mengatakan akan melakukan kroscek terkait ketentuan iron stock beras di gudang Bulog.
Hal ini menyusul pernyataan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi bahwa ketersediaan beras tidak boleh di bawah 1 juta ton.
"Kalau ada kekhawatiran stok yang ada di Bulog tentunya kami perlu dalami. Saya melihat di masa lalu tahun 2018 kalau tidak salah bulan Maret stok beras kita juga 600 ribuan ton dan tidak menjadi masalah. Sebelumnya lagi malahan hanya 400 ribuan ton, itupun tidak masalah," kata Yeka dalam konferensi pers virtual, Rabu (24/3/2021).
Baca juga: Tunggu Panen Raya Padi, Ombudsman Minta Pemerintah Tunda Impor Beras
Ombudsman meminta kebijakan impor beras ini dibuka secara transparan dan juga diperlukan sistem untuk mengambil keputusan berdasarkan pendekatan saintifik.
Yeka mengindikasikan wacana impor beras berpotensi terjadinya maladministrasi dalam manajemen stok beras.
Baca juga: Sengkarut Wacana Impor Beras, Ombudsman Nilai Ada Potensi Maladministrasi
"Ini beras ada di gudang, sumbernya dari impor. Beras ditumpukan di gudang dirawat sedemikian rupa tapi tidak jelas mau dibagaimanakan," tutur dia.
Pun kalau tujuannya untuk operasi pasar namun yang terjadi harga-harga cukup stabil.
Di sisi lain Bulog saat ini tidak lagi memiliki outlet untuk menjalankan program raskin (beras miskin) dan rastra (beras sejahtera).
Dua program ini diganti dengan BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) yang sumbernya berasal dari pasar atau penggilingan.
"Mereka tidak punya kewajiban seperti Bulog menyerap beras. Sedangkan Bulog menyerap tapi tidak jelas mau dikemanain. Jadi yang jelas ini pasti ada potensi maladministrasi atau dengan kata lain regulasi yang tidak tuntas. Kalau bahasa saya hulu-hilirnya ada yang macet tidak terintegrasi," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyampaikan rencana impor beras adalah langkah untuk memastikan ketersediaan atau iron stock di gudang Bulog.
Menurutnya, saat ini stock beras di gudang Bulog sudah berada di bawah level 500 ribu ton dari yang seharusnya 1-1,5 juta ton.
Itupun, Mendag menerangkan, beras yang diimpor sejak 2018 tersebut sudah turun mutu.
"Impor beras ini sudah menjadi pakem selama bertahun-tahun. Kita tidak pernah bilang bahwa kita ini lebih atau kurang. Kita bilang bahwa Bulog mesti mempunyai iron stock 1,5 juta ton.Itu adalah common knowledge yang sudah kita punya," urai Mendag saat konferensi pers virtual, Jumat (19/3/2021).
Kementerian Perdagangan menjalankan tugasnya untuk menghitung berapa ketersediaan beras.
Sementara Bulog mengadakan pengadaan baik dari lokal maupun internasional.