Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Krisis Pandemi Dinilai Jadi Kesempatan, IHSG Bisa Pulih Lagi dalam Jangka Panjang

Dampak krisis ekonomi 2008 membuat IHSG sempat anjlok ke sekira level 1.100 dari 2.800. 

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Krisis Pandemi Dinilai Jadi Kesempatan, IHSG Bisa Pulih Lagi dalam Jangka Panjang
Tribunnews/Irwan Rismawan
Jurnalis memotret layar pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (10/9/2020). Tribunnews/Irwan Rismawan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis Teknikal Mandiri Sekuritas Hadiyansyah menilai krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 jadi kesempatan karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa pulih lagi dalam jangka panjang. 

Hadiyansyah mencontohkan, dampak krisis ekonomi 2008 membuat IHSG sempat anjlok ke sekira level 1.100 dari 2.800. 

Begitu juga saat krisis 1998, IHSG anjlok  dalam, tapi dari tren yang ada memperlihatkan rata-rata penurunan paling besar sekira 50 persen. 

"Di krisis 1998 dari 700 ke 250. Kalau krisis rata-rata turun 50 persenan. Sementara, kalau lihat krisis sekarang tidak ada apa-apanya kalau melihat untuk jangka panjang," ujarnya saat webinar, Kamis (25/3/2021). 

Baca juga: Tekanan ke IHSG Mungkin Belum Selesai, Bisa Cermati Saham-saham Ini

Menurut Hadiyansyah, fenomena krisis adalah hal langka, sehingga mesti dimanfaatkan dengan membeli saham di harga bawah.

Baca juga: Investor Pemula Perlu Kenali Dulu Makna Berinvestasi di Saham Agar Tak Terjebak Jadi Spekulan

"Ini adalah kesempatan dapat harga murah sekali dibawah valuasi. Dari sejarahnya, krisis yang terjadi hanya membuat untuk lebih tinggi lagi," katanya. 

Baca juga: 27 Calon Emiten Baru Siap Melantai di Pasar Modal

Berita Rekomendasi

Adapun mesti ada kemungkinan terulangnya krisis 10 tahunan menjelang 2030, tetap sebelum itu indeks akan naik lebih dulu. 

"Misal krisis 10 tahun lagi terjadi di 2028, sebelum itu sudah naik duluan. Namun, kemungkinan sekarang masih sideways di 5.000 sampai 6.000," pungkas Hadiyansyah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas