Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ekonom: Impor Beras Hanya Bebankan Bunga Utang Bulog

Anthony Budiawan menilai langkah impor beras praktis membuat bunga utang Perum Bulog akan makin membengkak.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
zoom-in Ekonom: Impor Beras Hanya Bebankan Bunga Utang Bulog
Tribunnews/Irwan Rismawan
ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Managing Director Political Economy & Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan menilai langkah impor beras praktis membuat bunga utang Perum Bulog akan makin membengkak.

Menurut Anthony, Bulog memiliki dua fungsi sebagai pelaksana impor dan penyerap harga gabah yang jatuh dengan harga pembelian pemerintah.

Baca juga: Tegaskan Tak Ada Impor Beras hingga Juni 2021, Jokowi: Hentikan Perdebatan

"Permasalahannya, uang pinjaman Bulog itu beban bunganya sangat berat sekali. Tahun 2018, beban bunga Bulog mencapai Rp 2 triliun lebih. Saat itu terjadi impor 1,8 juta ton lalu penyaluran rastra hanya setengahnya 1,2 juta ton," tutur Anthony, ditulis Sabtu (27/3/2021).

Sementara harga gabah saat ini jatuh karena faktor cuaca dan tinggi produksi di musim panen raya.

"Kalau kita lihat harga gabah jatuh sampai di level Rp3.300 - Rp3.500 maka mau tidak mau pemerintah harus menyerap Rp4.200. Jadi ini membebankan neraca keuangan Bulog," tutur dia.

Baca juga: Polemik Impor, Jokowi Janji Beras Petani akan Diserap Bulog

Anthony menerangkan impor beras dan penyerapan gabah petani hanya meningkatkan jumlah stok di gudang tanpa penyaluran.

Berita Rekomendasi

"Makanya kita tidak heran kalau ada banyak sekali beras di gudang Bulog yang tidak keluar karena ada banyak sekali aturan seperti (Harga Eceran Tertinggi) HET dan lain sebagainya," ucap dia.

Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengakui sulitnya menyalurkan cadangan beras pemerintah (CBP) yang ada di gudang-gudang Bulog.

Dia mengemukakan permasalahan itu diakibatkan program hilir Kementerian Sosial yang sudah ditiadakan yakni beras sejahtera (rastra).

"Perlu kita kembali ke belakangan bahwa Bulog pada 2018 harus mensuplai kegiatan bansos rastra sebesar 2,6 juta ton. Saat ini Bulog kehilangan program hilir untuk menyalurkan CBP," kata Buwas dalam webinar, Kamis (25/3/201).

Presiden Jamin Tidak Ada Impor hingga Juni 2021

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo angkat bicara terkait polemik rencana impor beras sebanyak satu juta ton yang akan dilakukan Kementerian Perdagangan.

Presiden memastikan bahwa hingga Juni 2021 tidak akan ada impor beras.

"Saya pastikan bahwa sampai bulan Juni 2021 tidak ada beras impor yang masuk ke negara kita, Indonesia. Kita tahu sudah hampir 3 tahun ini kita tidak mengimpor beras," kata Jokowi dalam pernyataanya yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Jumat, (26/3/2021).

Presiden membenarkan memang ada nota kesepahaman dengan Thailand dan Vietnam dalam rencana impor beras tersebut.

Namun kata Jokowi, itu hanya untuk berjaga-jaga dalam menghadapi situasi Pandemi Covid-19.

"Itu hanya untuk berjaga-jaga, mengingat situasi pandemi yang penuh dengan ketidakpastian," katanya.

Presiden berjanji bahwa rencana impor beras tersebut tidak akan menggangu penyerapan beras petani lokal oleh Bulog.

Dia akan memerintahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk membantu proses penyerapan beras petani.

"Saya tegaskan sekali lagi berasnya belum masuk, saya pastikan beras petani akan diserap oleh Bulog dan saya akan segera memerintahkan Menteri Keuangan agar membantu terkait anggaran nya. Saya tahu kita memasuki masa panen dan harga beras di tingkat petani belum sesuai yang diharapkan," kata Presiden.

Karena itu Presiden meminta perdebatan soal rencana impor beras tersebut dihentikan.

Karena perdebatan justru akan membuat harga gabah menjadi turun.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas