Mudik Lebaran Dilarang Pemerintah, Pengusaha Bus Merasa Kena Prank
Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DPD DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan menilai pemerintah terlalu dini memutuskan larangan mudik.
Editor: Choirul Arifin
Aktivitas bisnis dan perputaran uang sangat dipengaruhi banyaknya mobilitas penumpang dan moda transportasi yang bergerak. Kalau aktivitas orang lambat, ekonomi tidak pasti juga macet," kata dia.
Untuk itu ia berharap mudik bisa menjadi momen untuk menggerakkan kondisi yang terpuruk. Shafruhan menjelaskan bahwa mudik mampu menghasilkan perputaran uang dari kota ke desa.
"Sangat positif sekali kalau mudik tetap berjalan. Karena akan banyak desa yang akan terdampak secara rill dari mudik dan meningkatkan ekonomi," kata Shafruhan.
Sudarnanto, Manajer PT Blue Star Karsa Unggul, pengelola bus AKAP PO Blue Line dan bus pariwisata Blue Star menyatakan perusahannya belum menentukan sikap dan masih menunggu aturan final terkait kegiatan mudik Idul Fitri 2021.
"Belum bisa komentar. Khawatir nanti aturannya nanti berubah lagi," kata Sudarnanto saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Sabtu (27/3/2021).
Meski belum menentukan langkah apa yang akan diambil, operasional bus masih tetap berjalan normal di sejumlah pool.
"Sementara masih berjalan normal, untuk pool pusat di Warung Buncit masih seperti biasa. Sementara di Pondok Pinang dan Cikarang masih melayani rute ke Jawa Tengah, Jogja hingga Jawa Timur," papar Sudarnanto.
Dia juga mengungkapkan bahwa okupansi penumpang belum sebanyak tahun lalu. Menurut dia peningkatan jumlah penumpang diprediksi apabila mudik diperbolehkan pemerintah.
"Menurut laporan Blue Star belum ada peningkatan signifikan. Cuma ya saat ini memang berangsur normal, perkiraannya kalau mudik boleh otomatis berdampak bagus di bisnis kami. Makanya masih kami tunggu sampai keputusan mudik ini final," imbuhnya.
Hal serupa juga dirasakan agen bus AKAP di Ciputat bernama Aris. Ia merupakan agen yang menjual tiket dari PO Bus Haryanto, Pahala Kencana, Rosalia Indah, dan Sinar Jaya Utama.
Menurutnya masyarakat sudah terlalu jenuh ditambah rindu untuk berlebaran di kampung halaman. Ia berujar meski sedang dalam pandemi, justru pemerintah tinggal mengetatkan aturan protokol kesehatan di setiap agen bus AKAP.
"Saya cuma kasihan dengan penumpang. Penjualan tiket kita padahal sudah mulai berangsur normal lagi sejak 3 bulan terakhir, loh kok malah mudik dilarang."
"Kita dari PO sudah jalanin prokes sesuai aturan pemerintah padahal," ujar Aris.
Aris menambahkan, sejumlah agen sudah bisa beradaptasi dengan menerapkan protokol kesehatan selama perjalanan.