Pengamat: Impor BBM Jadi Solusi Atasi Persoalan Stok Kilang Balongan yang Ludes Terbakar
Kurtubi menilai langkah impor Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi solusi mengatasi persoalan suplai ke Jakarta dan Sekitarnya.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Sementara, jika tidak ada stok minyak yang ludes, Pertamina masih bisa sedikit bernapas lega karena tinggal menunggu perbaikan kilang, tidak harus impor.
"Kalau (hanya) tidak bisa diproduksi, berarti raw material masih ada dan tinggal tunggu kilang diperbaiki," kata Ariston.
Baca juga: Kilang Minyak Pertamina Balongan Terbakar, Ridwan Kamil Belum Dapat Kabar soal Pemicunya
Diberitakan sebelumnya, Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Mulyono mengatakan sebanyak ratusan ribu barel minyak di Refinery Unit (RU) VI Balongan di Indramayu Jawa Barat ludes.
"Insiden ini membuat kita kehilangan produksi sekitar 400 ribu barel yang tidak bisa disuplai dari Kilang Balongan," kata Mulyono dalam konferensi pers, Senin (29/3/2021).
Mulyono memastikan akan menutup pasokan minyak yang hilang dari Kilang Cilacap dan Kilang TPPI.
Pertamina juga berjanji operasional Kilang Balongan akan bisa kembali beroperasi setelah kobaran api di tangki bisa padam.
"Kilang tidak ada masalah normal shutdown jadi begitu kebakaran ditangani jadi kilang bisa langsung beroporasi lagi. Sambil menunggu pemadaman 4-5 hari bisa normal kembali," imbuh Mulyono.
Pertamina Masih Investigasi
PT Pertamina (Persero) memastikan proses investigasi penyebab kebakaran tangki T-301 di area Kilang Minyak Balongan, Indramayu akan dipercepat.
Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina Agus Suprijanto mengatakan Kilang Balongan juga segera dioperasionalkan kembali pasca pemadaman empat tangki yang terbakar.
“Sesuai kebijakan direksi dan arahan Dewan Komisaris, Pertamina mendukung penuh proses investigasi yang dilakukan pihak berwenang. Manajemen akan memberikan sanksi tegas bila ditemukan ada unsur kelalaian dalam insiden ini,” ucap Agus kepada wartawan, Kamis (1/4/2021).
Menurutya, hal itu sesuai dengan arahan Dewan Komisaris PT. Pertamina (Persero) pada rapat koordinasi Dewan Komisaris dan Direksi pagi hari ini.
Keputusan tersebut merupakan wujud komitmen Pertamina dalam penerapan prinsip zero tolerance terhadap setiap insiden yang terjadi di lingkungan Pertamina.
Agus menjelaskan bahwa sejak insiden terjadi, Pertamina telah membentuk tim investigasi internal yang bekerja sama dengan aparat penegak hukum (APH).
Pertamina membuka seluas-luasnya akses kepada APH untuk melakukan investigasi.
"Tim ini akan berkoordinasi dengan pihak aparat untuk melakukan investigasi hingga tuntas. Dewan komisaris dan Direksi tidak mentolerir jika ada kelalaian di lapangan," pungkas Agus.