Dubes Ungkap Masalah Ekspor Indonesia ke Malaysia: Produknya Itu-itu Saja
Hermono menambahkan, perdagangan bilateral secara keseluruhan yang turun cukup signifikan itu perlahan membaik di awal 2021.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Hermono mengungkapkan, masalah ekspor Indonesia ke Malaysia yakni produknya itu-itu saja.
Tiga komoditas ekspor terbesar adalah batu bara senilai 1,62 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau porsinya 23,25 persen, crude palm oil (CPO) 572 juta dolar AS atau 8,19 persen, dan tembaga 417 juta dolar AS atau 5,97 persen.
"Komoditas ekspor kita ke Malaysia dari tahun ke tahun komposisinya tidak banyak berubah, didominasi batu bara hampir 24 persen dan CPO 8 persen lebih. Ini masalah ekspor kita ke Malaysia dari tahun ke tahun, tahun ini tidak mengalami banyak perubahan, itu-itu saja, terutama batu bara dan CPO," ujarnya secara virtual dalam acara "Dialog Gerakan Ekspor Nasional: Target Ekspor Negara Sahabat" yang digelar Tribun Network, Selasa (6/4/2021).
Baca juga: Sertifikat Ini Jadi Syarat Produk Ekspor Bisa Dipakai Apple hingga Zara
Baca juga: Komite II DPD RI Apresiasi Ekspor Komoditas Pertanian ke 41 Negara
Dia menjelaskan, perdagangan antara Indonesia dan Negeri Jiran cukup mengalami tekanan tahun lalu seperti halnya dengan negara lain akibat dari pandemi Covid-19.
"Ekspor kita turun minus 9 persen. Kemudian impor turunnya lebih banyak lagi 17 persen, tapi karena impornya turun lebih dalam, kita mengalami surplus," katanya.
Hermono menambahkan, perdagangan bilateral secara keseluruhan yang turun cukup signifikan itu perlahan membaik di awal 2021.
Baca juga: Rintis Pasar Luar Negeri, 30 UKM Dapat Pelatihan Ekspor Pemula Lewat Program Aksilerasi II
Tahun 2021 sejalan dengan terjadinya realisasi kegiatan di Malaysia, sekarang ini aktivitas mulai kembali normal, sehingga eskpor Indonesia ke Malaysia mulai menunjukkan tanda-tanda naik lagi.
"Misal ekspor Januari 2021 year on year dibanding Januari 2020 meningkat 44 persen lebih. Impor juga demikian, naik lagi sebesar 30,10 persen, kita melihat ini peluang dimana ada tanda-tanda hubungan perdagangan membaik," pungkasnya.