Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

IHSG Diprediksi Coba Menguat di Tengah Campur Aduk Sentimen Global

IHSG pada perdagangan hari ini secara teknikal diprediksi bergerak mencoba menguat dengan support resistance 5.946 hingga 6.035.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in IHSG Diprediksi Coba Menguat di Tengah Campur Aduk Sentimen Global
KOMPAS IMAGES
ILUSTRASI 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini secara teknikal diprediksi bergerak mencoba menguat dengan support resistance 5.946 hingga 6.035.

Kepala Riset PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal IHSG berpotensi menguji kembali bullish trendline dan support level.

"Indikator stochastic bergerak terkonsolidasi pada area dekat oversold dengan MACD yang bergerak undervalue," ujar dia melalui risetnya, Selasa (6/4/2021).

Lanjar menjelaskan, selanjutnya investor terfokus pada sentimen global yang campur aduk, di antaranya Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (Fed) akan menerbitkan risalah dari pertemuan Maret pada hari Rabu.

Baca juga: IHSG Minus 2,97 Persen Sepekan, tapi Asing Masih Beli Bersih Sepanjang 2021

Baca juga: IHSG Berpotensi Tertekan Efek Memanasnya Hubungan Amerika Serikat-China

"Lalu, Jepang menerbitkan nomor neraca pembayarannya pada hari Kamis. Data harga konsumen dan produsen China akan dirilis hari Jumat dan Ketua Fed Jerome Powell mengambil bagian dalam panel IMF tentang ekonomi global hari Jumat," katanya.

Sementara, IHSG pada perdagangan kemarin ditutup minus 0,68 persen atau turun 41,17 poin ke level 5.970,29 dengan sektor property minus 1,87 persen memimpin pelemahan.

Berita Rekomendasi

Saham-saham konstruksi menjadi trigger negatif setelah investor melihat prospek kinerja keuangan di sektor kontruksi yang relatif negatif pada 2020 yang berpotensi membuat arus kas di 2021 cukup berat.

Lanjar menambahkan, pembatasan sosial bersekala besar di tahun lalu yang mengakibatkan penundaan proyek-proyek konstruksi menjadi faktor utama memburuknya kinerja emiten kontruksi.

"Investor juga mencermati aksi jual investor asing terhadap saham-saham berkapitalisasi besar. Secara year to date (tahunan), investor asing tercatat melakukan aksi jual sebesar Rp 1,17 triliun," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas