Pos Indonesia Garap Potensi Pasar Inklusi Keuangan di Indonesia
Terdapat kesenjangan antara target inklusi keuangan sebesar 90 persen dengan pengguna sistem keuangan saat ini yang berjumlah 50 hingga 60 persen
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pos Indonesia (Persero) menyiapkan sistem untuk mencapai target inklusi keuangan 90 persen di 2024.
Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Faizal R Djoemadi mengatakan pihaknya optimistis dapat berpartisipasi untuk meningkatkan indeks inklusi keuangan seperti yang ditargetkan pemerintah.
Menurutnya, PT Pos melihat potensi pasar finansial inklusi di Indonesia sangat besar.
Dia menjelaskan, data survei tahun 2017, sekitar 49 persen penduduk Indonesia yang memiliki rekening bank.
Data itu saat ini meningkat menjadi 53 persen.
Baca juga: Uang Nasabah di Rekening Hilang, Ini yang Dilakukan Pihak Bank
"Sedangkan kalau kita lihat dunia, rata-rata orang yang punya akun keuangan itu sudah 80 persen, artinya Indonesia sebenarnya tertinggal.
Banyak sekali orang yang tidak terhubung dengan sistem keuangan," kata Faizal, dalam webinar, Rabu (7/4/2021).
"Sedangkan kalau kita lihat dunia, rata-rata orang yang punya akun keuangan itu sudah 80 persen, artinya Indonesia sebenarnya tertinggal.
Banyak sekali orang yang tidak terhubung dengan sistem keuangan," kata Faizal.
Dia menuturkan, terdapat kesenjangan antara target inklusi keuangan sebesar 90 persen dengan pengguna sistem keuangan saat ini yang berjumlah 50 hingga 60 persen.
Baca juga: Langgar Aturan Data Pribadi, Ada Sanksi Berat ke Lembaga Keuangan Non Bank
"Gap sekitar 30 persen. PT Pos siap menyediakan sistem agar masyarakat yang belum terhubung sistem keuangan menjadi terhubung," tutur Faizal.
Otoritas Jasa Keuangan juga memiliki semangat yang sama dengan PT Pos. OJK yakin dapat berkontribusi dalam pencapaian target indeks inklusi keuangan 90 persen pada 2024.
Direktur Pengembangan Inklusi Keuangan OJK, Edwin Nurhadi menyatakan, OJK memiliki beberapa produk untuk pengembangan inklusi keuangan.
"Ada produk simpanan pelajar dengan program satu rekening satu pelajar.
Program ini untuk menjangkau pelajar di daerah.
Baca juga: Antisipasi Bencana, OJK Minta Lembaga Keuangan Non Bank Siapkan Genset, Ini Maksudnya
Saat ini terdapat 57 juta pelajar di Indonesia. Ini akan jadi backbone , potensi yang besar sekali untuk kita dukung percepatan target 90 persen itu," kata Edwin.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan untuk mencapai target inklusi keuangan Indonesia sebesar 90 persen, pemerintah tidak akan bekerja sendiri.
Akan selalu ada kolaborasi yang terus didorong baik antar kementerian atau lembaga, sektor pribadi, dan masyarakat.
"Ada tren peningkatan inklusi keuangan Indonesia. Pada 2016 meningkat 67,8 persen, 2019 meningkat 76,2 persen, dan 2024 ditargetkan menjadi 90 persen," kata Semuel.