Perbaikan Ekonomi Membuat Kredit Macet Terjaga, Permodalan Bank Relatif Sehat
pemerintah dan otoritas cukup efektif membantu menjaga kestabilan dan kesehatan sektor keuangan khususnya perbankan di tahun 2020.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan perbaikan ekonomi telah berdampak baik ke sektor perbankan.
Piter menyampaikan secara umum kredit macet (non performing loan/NPL) saat ini terjaga di kisaran tiga persen.
"Tidak terjadi lonjakan NPL yang sangat besar. Walaupun kalau kita lihat loan at risknya memang meningkat tajam tetapi tidak kemudian menjelma menjadi NPL," ucapnya dalam webinar yang digelar Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jakarta, Kamis (8/4/2021).
Baca juga: Cara dan Syarat Dapat BLT UMKM 2021 Rp 1,2 Juta, Beserta Cara Cek Penerima BPUM
Dia menegaskan dengan NPL yang terjaga tersebut CAR atau rasio kecukupan modal masih relatif sehat.
"CAR kita masih di kisaran 20 persen sedangkan LDR (Loan to Deposit Ratio) turun akibat penyaluran kredit yang tertahan di masa pandemi," tukas beliau.
Baca juga: Ramadhan dan Idulfitri 2021: Membatasi Kegiatan, Namun Tetap Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Menurutnya, pemerintah dan otoritas cukup efektif membantu menjaga kestabilan dan kesehatan sektor keuangan khususnya perbankan di tahun 2020.
Piter menekankan berdasarkan buku bank kondisi memprihatinkan terjadi di bank-bank kecil.
"Pertumbuhan kredit rendah ini terjadi di bank-bank buku 1. Yang masih mencatatkan pertumbuhan kredit itu hanya bank-bank buku 4 atau bank besar. Dan kemudian pertumbuhan DPK (Dana Pihak Ketiga) juga begitu," ucap Piter.
Ekonom sekaligus dosen Perbanas ini menilai wajar bank kecil tertekan karena mereka kesulitan menyalurkan kredit serta risiko kredit yang cukup besar.
Demikian pula untuk CAR dan LDR di bank buku 1 yang tampak lebih tertekan di tengah pandemi Covid-19.