Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ribuan Rumah Rusak Akibat Gempa Malang, BMKG Sebut Hal Ini yang Jadi Penyebabnya

BMKG) menilai, struktur bangunan yang yang buruk menjadi penyebab banyaknya rumah dan bangunan yang rusak akibat gempa bumi di Malang

Penulis: Hari Darmawan
Editor: Sanusi
zoom-in Ribuan Rumah Rusak Akibat Gempa Malang, BMKG Sebut Hal Ini yang Jadi Penyebabnya
Surya/Hayu Yudha Prabowo
Warga membersihkan puing rumah yang rusak akibat gempa di Desa Majang Tengah, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (12/4/2021). Surya/Hayu Yudha Prabowo 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menilai, struktur bangunan yang yang buruk menjadi penyebab banyaknya rumah dan bangunan yang rusak akibat gempa bumi di Malang, Jawa Timur.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 179 fasilitas umum rusak karena gempa bumi.

Baca juga: Kementerian PUPR Fokus Sediakan Air Bersih Saat Tanggap Darurat Gempa Jatim

"Kemudian gempa bumi tersebut juga mengakibatkan 1.361 rumah rusak ringan, 845 rumah rusak sedang dan 642 rumah rusak berat," ujar Dwikorita dalam keterangannya, Rabu (14/4/2021).

Menurutnya, dari hasil survei yang dilakukan terkait banyaknya bangunan yang rusak akibat gempa karena struktur yang tidak memenuhi persyaratan tahan gempa.

Baca juga: Korban Gempa Malang Jalani Sahur Perdana di Bulan Ramadhan: Sangat Sederhana Tapi Kita Tetap Bahagia

"Kemudian penyebab kedua adalah kondisi batuan atau tanah setempat yang mengalami kerusakan. Kerusakan ini, terjadi pada endapan aluvium dan endapan lahar gunung api," kata Dwikorita.

Penyebab ketiga, yaitu kondisi topografi setempat adalah lereng lembah yang tersusun oleh tanah atau batuan dengan klasifikasi kerapatan tanah sedang.

Berita Rekomendasi

"Terakhir, adalah jarak pusat gempa yang sangat dekat dengan bangunan atau rumah masyarakat. Hasil survei Makroseismik dan Mikroseismik ini dilakukan di Malang, Blitar, dan Lumajang," kata Dwikorita.

Dwikorita juga menyebutkan, sebenarnya gempa tidak membunuh atau melukai tetapi bangunanlah yang melukai bahkan membunuh manusia. Maka dari itu, rumah atau bangunan perlu dipersiapkan dan direncanakan agar kuat dan tahan gempa.

"Potensi bahaya gempa bumi di Indonesia sangat besar, jadi harus diantisipasi dengan menerapkan building code dengan ketat. Bangunan tahan gempa bumi wajib diberlakukan di daerah rawan gempa," ucap Dwikorita.

Gempa bumi yang terjadi di Malang, Jawa Timur dan sekitarnya, diketahui berkekuatan 6,1 Magnitudo dan berdampak kepada 15 kabupaten dan kota di Jawa Timur.

Beberapa wilayah yang terdampak, seperti Probolinggo hingga Ponorogo. Ribah rumah dan fasilitas umum pun rusak akibat adanya gempa bumi ini.


Seperti diketahui, Gempa Bumi bermagnitudo 6,1 mengguncang Malang, Jawa Timur dan sekitarnya pada Sabtu (10 April 2021) lalu. Musibah tersebut berdampak pada 15 kabupaten/kota di Jawa Timur, mulai dari Probolinggo hingga Ponorogo yang menyebabkan ribuan rumah dan ratusan fasilitas umum rusak

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas