Masker Berbahan Ramah Lingkungan Bisa Atasi Persoalan Limbah
Masker sekali pakai jenis baru ini, membutuhkan waktu yang lebih cepat untuk terurai di alam
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Reynas Abdila/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemakaian masker sekali pakai dalam jumlah besar menjadi tak terhindarkan di seluruh dunia.
Di Jakarta, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pernah mengungkap bahwa sampah masker bekas dari rumah tangga telah mencapai 1,5 ton per Desember 2020.
Hal ini memunculkan kekhawatiran semakin menimbunnya sampah karena masker disposable umumnya berbahan plastik mikrofiber yang sulit terurai dengan sendirinya di alam.
Baca juga: Agar Efektif Cegah Corona, Memakai Masker Dobel, Perhatikan Cara Pasang dan Bahan, Ini Kata Dokter
Direktur Teknis & Business Development dari Jito Mara Osca Herdiana mengatakan sebagai produsen masker disposable pihaknya telah merancang dan akan segera merilis masker sekali pakai ramah lingkungan (biodegradable).
Masker sekali pakai jenis baru ini, menurut Mara, membutuhkan waktu yang lebih cepat untuk terurai di alam dibanding dengan masker disposable pada umumnya.
“Pada umumnya masker butuh waktu hingga 30 tahun untuk bisa terurai di alam, namun masker ini bisa terurai jauh lebih cepat, sehingga bisa dipastikan ramah lingkungan,” jelas Mara, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (15/4/2021).
Baca juga: Marak Peredaran Masker Medis Palsu, Produsen Minta Masyarakat Jeli Memilih, Pastikan Ada Izin Edar
Menurut Mara, material masker ini sudah diuji oleh analytical laboratories berskala internasional berdasarkan Standard ASTM D5511.
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan apakah bahan-bahan tersebut dapat terurai secara alami dengan cepat.
Mara menambahkan, bahan yang diujikan di laboratorium Intertek tersebut adalah material spunbond polypropylene yang menjadi material utama dalam memproduksi masker.
Baca juga: Satgas Covid-19: Pakai Masker sudah Jadi Cara Hidup Biasa Masyarakat Indonesia
Dengan treatment dan development khusus, material spunbond polypropylene diolah sehingga dapat bersifat mudah terurai (biodegradable).
Dari hasil uji laboratorium, terbukti bahwa dalam kurun 45 hari material tersebut berhasil terurai sebesar 8 persen.
Sementara itu, untuk mendapatkan hasil terurai hingga 100 persen dibutuhkan waktu selama 562,5 hari atau 1,5 tahun.
Baca juga: Waspada Masker Medis Palsu, Kemenkes: Pilih yang Ada Izin Edarnya
“Saat ini kita juga sedang mengembangkan material filter untuk masker berkonsep biodegradable, menggunakan material yang bersifat natural bacteriostatic dan antimicrobial untuk meningkatkan kemampuan filtrasi masker,” terang Mara.
Masker ramah lingkungan ini, lanjut Mara, memiliki kemampuan proteksi seperti masker medis.
Meski sama-sama berbahan baku polypropylene, masker ini mampu terurai dengan cepat di alam karena telah melalui treatment dan development secara khusus.
“Masker ramah lingkungan ini akan ada baik untuk jenis masker 3 lapis maupun masker KN95,” papar Mara.
Upaya memproduksi masker ramah lingkungan ini merupakan bentuk ikhtiar Jito untuk ikut berpartisipasi dalam mendukung program pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs).